Memaknai Hari Kunjung Perpustakaan

Oleh: Sarwono
Memaknai Hari Kunjung Perpustakaan
Sarwono. (Istimewa).

TANGGAL 14 September dicanangkan sebagai Hari Kunjung Perpustakaan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1995. Mulai tahun 1995 hingga saat ini, Hari Kunjung Perpustakaan senantiasa diramaikan oleh hampir setiap perpustakaan di Indonesia. Bulan September ini juga dikenal sebagai bulan literasi karena berkaitan dengan Hari Kunjung Perpustakaan. Literasi sangat erat kaitannya dengan perpustakaan, sehingga berbagai kegiatan literasi senantiasa menghiasi perpustakaan pada bulan September. Seperti bedah buku, pameran literasi, panggung literasi maupun pawai literasi.

Hari Kunjung perpustakaan sangat bermakna saat bahan informasi di perpustakaan hanya dapat diakses secara langsung dengan mendatangi perpustkaan. Namun saat ini perpustakaan sudah dapat diakses dari berbagai tempat. Selain memang perpustakaan membuat pojok baca di berbagai tempat, perpustakaan juga dapat diakses secara online. Kita dapat mengetahui berbagai informasi di perpustakaan melalui media sosial milik perpustakaan. Memang tidak semua informasi dapat diperoleh secara lengkap melalui media tersebut. Sehingga pemustaka harus datang atau menghubungi perpustakaan bersangkutan untuk memperoleh informasi.

Begitu banyak perpustakaan dan pustakawan gegap gempita membuat agenda literasi di perpustakaan terkait dengan Hari Kunjung Perpustakaan. Namun apakah hal ini akan mendongkrak jumlah pemustaka atau pengunjung perpustakaan masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Untuk siapakah Hari Kunjung Perpustakaan?

Sebenarnya masyarakat atau pemustaka akan datang ke perpustakaan jika menemukan yang dibutuhkan di perpustakaan tersebut. Bagaimanakah masyarakat tahu bahwa di perpustakaan ada informasi yang dia butuhkan? Di sinilah peran promosi perpustakaan untuk perpustakaan lebih dikenal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:1105) promosi adalah perkenalan dalam rangka memajukan usaha, dagang. Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Jadi promosi perpustakaan dapat dimaknai sebagai memperkenalkan perpustakaan dan segala hal yang dimiliki. Berbagai informasi, jenis layanan, dan fasilitas yang dimiliki harus disebarluakan ke publik.

Sarana promosi dapat bermacam-macam. Promosi dapat dilakukan dengan menyebar brosur ke berbagai instansi, sekolah maupun komunitas. Namun cara ini membutuhkan tenaga cukup banyak untuk menyebar brosur atau leaflet. Menyampaikan pesan literasi melalui media sosial. Misalnya mengirimkan ke pengguna WA. Hal ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan kominfo misalnya. Pesan dapat juga dikrim secara massal melalui email.

Mengadakan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat dapat meningkatkan promosi perpustakaan. Pada gilirannya nanti akan meningkatkan jumlah pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan. Sebagai contoh perpustakaan menyelenggarakan seminar atau talkshow dengan menghadirkan seorang publik figur. Tentu saja informasi tersebut harus disebarluaskan sebanyak dan seluas-luasnya. Dengan demikian masyarakat mengetahui bahwa ada kegiatan yang menarik di perpustakaan.

Jika masyarakat puas dengan informasi yang diperoleh di perpustakaan, maka mereka akan kembali ke perpustakaan pada masa yang akan datang. Demikian pula jika masyarakat atau pemustaka puas dengan layanan perpustakaan, maka mereka akan kembali. Mereka akan menyebarkan berita ke rekan-rekan mereka bahwa layanan perpustakaan kita cukup bagus dan relevan.

Faktor Pendukung Kunjungan

Hari Kunjung Perpustakaan sesungguhnya diperuntukkan bagi masyarakat agar mereka mengetahui keberadaan perpustakaan, sehingga mereka mengenal perpustakaan dan memanfaatkan layanan perpustakaan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perpustakaan agar jumlah pengunjung meningkat adalah koleksi, fasilitas dan pelayanan. Koleksi perpustakaan hendaknya senantiasa bertambah dan berkembang. Koleksi yang mengikuti perkembangan zaman. Koleksi yang  tak pernah bertambah tentu menjadi tidak menarik untuk dikunjungi lagi. Fasilitas di perpustakaan yang biasanya dicari oleh pemustaka adalah fasilitas wifi, ruangan ber-AC, tempat atau ruang untuk diskusi dan sebagainya. Dan yang paling utama adalah pelayanan perpustakaan. Sebaik dan sebagus apapun perpustakaan jika pelayanan yang diberikan tidak  memuaskan maka tak akan dikunjungi lagi oleh pemustaka. Pelayanan yang ramah, manusiawi dan solutif akan membuat nyaman pemustaka, sehingga mereka akan ketagihan untuk mendapatkan pelayanan informasi di perpustakaan kita lagi.

Pelayanan perpustakaan tak dapat dipisahkan dengan peran sumber daya manusia perpustakaan. Sumber daya manusia perpustakaan secara umum terbagi menjadi pustakawan dan non pustakawan. Masing-masing tentu memiliki tugas dan fungsi yang berbeda. Pustakawan pun dibagi lagi menjadi pustakawan ketrampilan serta pustakawan keahlian. Masing-masing jenis pustakawan memiliki jenjang pustakawan dengan tugas fungsi dan tanggung jawab berbeda. Sumber daya manusia ini memiliki peran paling utama dalam memberikan pelayanan. Pelayanan terbaik akan membuat pemustaka senantiasa datang berkunjung kembali.

Oleh karena itu Hari Kunjung Perpustakaan sebenarnya bukanlah hal yang sederhana. Karena hal ini menyangkut segala sisi perpustakaan. Hari Kunjung Perpustakaan berarti peningkatan bahan informasi, peningkatan fasilitas dan  juga peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk melayani pengunjung. Selamat meningkatkan peran perpustakaan. Selamat Hari Kunjung Perpustakaan. (*)

Sarwono, MA

Pustakawan UGM