Malam Ini Pentas Rebon di Taman Budaya, Ketoprak, Dagelan Mataram dan Teater Sepanggung

Malam Ini Pentas Rebon di Taman Budaya, Ketoprak, Dagelan Mataram dan Teater Sepanggung
Penjelasan terkait rencana Pentas Rebon di Taman Budaya Yogyakarta. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Sempat vakum dan hanya bisa ditonton secara online, Pentas Rebon di Taman Budaya Yogyakarta manggung lagi dan bisa disaksikan secara langsung. Jadwal pentas perdana pasca pandemi Covid-19, berlangsung Rabu (22/5/2023) malam. Pada pentas perdana ini, penampil Teater dari Kabupaten Gunungkidul berjudul Malang Katresnan, Dagelan Mataram dari Kabupaten Bantul dengan judul Seragam Anyar Gawe Onar, dan Kethoprak dari Kabupaten Sleman berjudul Asmara Barathayuda.

Kepala Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Purwiyati menjelaskan, Pentas Rebon adalah kegiatan pertunjukan dengan menampilkan seni Kethoprak, Teater, dan Dagelan Mataram yang diadakan oleh Taman Budaya Yogyakarta.

Pentas Rebon Tahun 2024 merupakan event ke empat. Tahun pertama diselenggarakan pada tahun 2021 dengan sistem daring. Karena masih dalam suasana Covid-19. 

Dilaksanakan secara daring dan non penonton selama 2 tahun (tahun 2021 – 2022). Mulai Tahun 2023 Pentas Rebon sudah terbuka untuk penonton umum. 

Tahun 2024 ini Pentas Rebon kembali kami gelar bekerjasama dengan kawan-kawan seniman. Tiap Rabu Wage, selama setahun digelar sebanyak 5 kali. Pada tanggal 22 Mei 2024, 26 Juni 2024, 4 September 2024, 9 Oktober 2024, 13 November 2024,” katanya.

Sebagaimana harapan awal, Pentas Rebon berbasis Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuannya adalah untuk menggali potensi dan meregenerasi seniman-seniman dari Kabupaten/Kota di DIY.

Group ataupun seniman yang terlibat adalah rekomendasi tim Penyusun Materi dari masing-masing bidang seni. Pemilihan tema mengacu pada Hari Besar Nasional atau pun isu sosial yang sedang banyak diperbincangkan oleh masyarakat.

“Pentas kami mulai pukul 19.00 WIB, terbuka untuk umum dan gratis. Pertunjukan ini juga dapat disaksikan melalui channel Youtube Taman Budaya Yogyakarta,” lanjutnya.

Edo Nurcahyo selaku perwakilan seniman menambahkan, evaluasi dan perbaikan terus dilakukan sebagai upaya memastikan pementasan berlangsung dengan lebih baik dan mengarah ke target atau tujuan. Salah satu perbaikan yang dilakukan, adalah memadukan tiga pertunjukkan seni secara gabungan dari kabupaten yang berbeda. 

“Sekarang kami padukan. Sebab berdfasarkan evaluasi, kalau kesenian yang tampil ketiganya dari satu daerah, penontonnya minim. Jadi mulai sekarang, penampil untuk ketoprak, dagelan mataram dan teater, masing-masing dari kabupaten yang berbeda. Kita oplos,” kata Edo.

Dengan penampil oplosan dari 3 kabupaten/kota ini, diharapkan bukan saja akan memaksimalkan penonton, tapi juga menjadi ajang silaturahmi dan saling tukar pengalaman di antara para seniman. 

Strategi ini, diharapkan juga akan memunculkan semangat kebersamaan untuk nguri-uri atau melestarikan seni tradisi dan budaya yang ada di DIY. 

"Termasuk kami memberi ruang seluasnya kepada penampil-penampil dari kalangan milenial atau anak muda. Mereka tidak sekadar jadi pemain cadangan, tapi benar-benar kita libatkan secara utuh,” imbuh Edo. (*)