Mahasiswa KKN UGM di Kupang berkarya Bersama Masyarakat Mengembangkan Usaha

Pagi itu, Mama Mia tersenyum bahagia. Dagangan rice bowl yang dijajakannya kepada para pengunjung Car Free Day di depan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur akhirnya terjual habis. Ia menawarkan dagangan kepada hampir semua orang yang ia datangi dan ia temui. Tak semua orang tertarik membeli, tetapi berkat perjuangannya yang seperti tak kenal lelah, nasi berlauk ayam tepung saus teriyaki ditambah sayur dan telur dadar orang-arik (scramble egg) semua berpindah tangan bertukar uang yang dimasukkan ke dompet. Penduduk Kelurahan Oesapo Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang itu memetik pengalaman pertama.

Mahasiswa KKN UGM di Kupang berkarya Bersama Masyarakat Mengembangkan Usaha
Mahasiswa KKN UGM di Kupang mengajari berjualan. (istimewa).
Mahasiswa KKN UGM di Kupang berkarya Bersama Masyarakat Mengembangkan Usaha

KORANBERNAS.ID, KUPANG – Pagi itu, Mama Mia tersenyum bahagia. Dagangan rice bowl yang dijajakannya kepada para pengunjung Car Free Day di depan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur akhirnya terjual habis. Ia menawarkan dagangan kepada hampir semua orang yang ia datangi dan ia temui. Tak semua orang tertarik membeli, tetapi berkat perjuangannya yang seperti tak kenal lelah, nasi berlauk ayam tepung saus teriyaki ditambah sayur dan telur dadar orang-arik (scramble egg) semua berpindah tangan bertukar uang yang dimasukkan ke dompet. Penduduk Kelurahan Oesapo Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang itu memetik pengalaman pertama.

Sebelum ada program KKN-PPM UGM di wilayahnya, Mama Mia setiap datang ke Car Free Day hanya sekadar bersantai, menikmati suasana jalanan utama di Kota Kupang. Tetapi Sabtu pagi (15/7/2023) Mama Mia tak lagi sekadar bersantai. Ia menjadi pedagang nasi yang ia buat sendiri, setelah dua kali diajari masak oleh Dandika, mahasiswa Fakultas Filsafat UGM peserta KKN. Hasilnya, Mama Mia kali ini pulang dengan membawa duit keuntungan.

Dosen pembimbing KKN, Dr. Widya Nayati, MA, dalam keterangannya kepada koranbernas.id, Minggu (16/07/2023) menjelaskan, sejak pertengahan Juli hingga 19 Agustus 2023, 26 mahasiswa UGM mengikuti program KKN PPM Periode 2-2023. Mereka ditempatkan di Kecamatan Kelapa Lima yang memiliki lima kelurahan. Yakni Kelurahan Kelapa Lima, Lasiana, Oesapo, Oesapo Barat dan Oesapo Selatan.

Pengalaman serupa Mama Mia, dialami Sela dan Nurul. Keduanya pelajar SMA. Mereka selama seminggu dibimbing mahasiswa KKN Natalia dari Fakultas Teknologi Pertanian dan Farah, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi.

Sela, pagi itu menjajakan 12 cup es capocino. Sedang Nurul menjual dimsum ikan. Nurul mengaku menjual 9 dimsum ikan buatannya.

Para mahasiswa KKN PPM UGM, tak hanya mengajari cara membuat makanan kekinian, tetapi mereka juga memberi contoh, bagaimana menawarkan dagangan ke konsumen.

Menurut Widya, ada beberapa remaja yang juga diajari membuat barang kerajinan, namun belum tergerak untuk mulai berjualan. Rifka dari Fakultas Teknik Kima UGM mengajarkan membuat dessert box yang dijual seharga 10 ribu; Adelia dari Teknik Industri UGM mengajarkan membuat pot bunga gantung dari sabut kelapa, dan Andrea dari Jurusan Antropologi, FIB UGM mengakarkan membuat gelang dari benang/manik dan membuat kerajinan dari bahan handuk.  Kesemuanya memberikan gambaran alternatif pekerjaan yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan biaya sekolah atau dapat dikembangkan menjadi usaha yang mampu mencukupi kebutuhan kehidupan dan keluarganya.

Mahasiswa KKN PPM UGM periode 2-2023 di Kecamatan Kelapa Lima Kupang NTT ini bertema Innovation Smart Green Village. Mereka berusaha menjadikan wilayah Kelurahan Kelapa Lima dan Kelurahan Oesapa Barat menjadi wilayah permukiman yang nyaman ditinggali dan mampu memberikan manfaat bagi perkembangan masyarakatnya. Untuk menciptakan kenyamanan wilayah, dilakukan dengan pengelolaan sampah. Tahap pertama, lingkungan Pantai Paradiso sudah dibersihkan dari sampah. Pantai ini sudah semakin nyaman digunakan beraktivitas anak-anak untuk menggambar, belajar Bahasa Inggris sambal bernyanyi, menari, berhitung dan berolahraga.  Berbagai spot foto akan dikembangkan, sehingga pengunjung akan dapat berfoto dengan barang-barang bekas yang dimodifikasi menjadi hiasan di Pantai Paradiso. (*)