Mahasiswa UNY membantu Penyandang Anxiety Disorder dengan Aplikasi Calmy

Anxiety disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan rasa cemas dan takut berlebih. Gangguan kesehatan mental anxiety disorder menghambat proses belajar, sehingga membuat prestasi akademik menurun. Namun penyakit ini belum banyak dipahami oleh masyarakat. Oleh karenanya mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik UNY mengembangkan platform yang mampu mengedukasi mahasiswa mengenai gangguan kesehatan mental anxiety disorder. Mereka adalah Ima Nur Chasanah, Junnatunnisa dan Dicky Khurniawan. Platform Calmy dikembangkan dengan fitur unggulan berupa Voice Chatbot yang terintegrasi dengan Artificial Intelligence sebagai teman cerita pengguna dan sebagai talk therapy.

Mahasiswa UNY membantu Penyandang Anxiety Disorder dengan Aplikasi Calmy
Tim Calmy UNY merebut Juara 2. (Istimewa).

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Anxiety disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan rasa cemas dan takut berlebih. Gangguan kesehatan mental anxiety disorder menghambat proses belajar, sehingga membuat prestasi akademik menurun. Namun penyakit ini belum banyak dipahami oleh masyarakat. Oleh karenanya mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik UNY mengembangkan platform yang mampu mengedukasi mahasiswa mengenai gangguan kesehatan mental anxiety disorder. Mereka adalah Ima Nur Chasanah, Junnatunnisa dan Dicky Khurniawan. Platform Calmy dikembangkan dengan fitur unggulan berupa Voice Chatbot yang terintegrasi dengan Artificial Intelligence sebagai teman cerita pengguna dan sebagai talk therapy.

Demikian siaran pers Humas UNY yang diterima koranbernas.id Selasa (1/8/2023).

Menurut Ima Nur Chasanah, aplikasi ini diharapkan tidak hanya menjadi platform yang mampu memberikan edukasi, tetapi juga membantu mencegah sekaligus mengatasi gejala yang dialami penderita anxiety disorder. “Dari hasil penelitian yang dilakukan, banyak mahasiswa Indonesia masih kurang mendapat edukasi dan kesadaran akan anxiety disorder,” kata Ima. Oleh karenanya mereka mengembangkan platform yang diberi nama Calmy.

Junnatunnisa menambahkan, voice chatbot dikembangkan dengan menggunakan Natural Language Processing (NLP) sebagai salah satu disiplin ilmu dalam artificial intelligence yang memungkinkan adanya interaksi antara mesin ke mesin ataupun interaksi antara manusia ke mesin dengan menggunakan bahasa natural atau bahasa alami manusia. “NLP bekerja dengan memahami bahasa manusia untuk diproses dan menghasilkan respon sesuai dengan konteks” ujarnya. Voice Chatbot dilatih untuk berinteraksi dengan pengguna selayaknya manusia, untuk menjadi teman bercerita sekaligus talk therapy sebagai upaya pencegahan sekaligus penanganan gejala anxiety disorder karena merupakan salah satu penanganan non obat terbaik untuk anxiety disorder. Selain itu, Calmy dilengkapi dengan fitur pendukung seperti Lessons, Exercises, Challenges, Self-care, Consultation, Daily journal, Weekly Statistics, dan Anxiety Disorder Test. Calmy juga menyediakan fitur SOS yang dapat membantu pengguna dalam keadaan darurat.

Dicky Khurniawan menjelaskan, fitur utama yang ada pada Calmy adalah voice chatbot. “Pada fitur ini, pengguna akan diberikan pengalaman berbeda dengan cara chatting bersama bot yang bisa menjadi teman bercerita pengguna. User dapat mengirimkan pesan berupa teks maupun dengan suara,” kata Dicky. Lessons merupakan fitur yang berisi beragam materi atau informasi lengkap seputar gangguan kesehatan mental anxiety disorder. Pada bagian ini, pengguna akan disuguhkan dengan materi yang dilengkapi ilustrasi mulai dari pengertian, penyebab, gejala, cara mengatasi, dan sebagainya. Pengguna dapat mengatur ukuran teks menyesuaikan kenyamanan ukuran baca pengguna. Sedangkan fitur exercises merupakan fitur yang menyediakan beragam rekomendasi pilihan kegiatan positif yang dapat membantu pengguna untuk menjaga kesehatan mental. Kegiatan yang disediakan juga dapat membantu pengguna untuk membangun kebiasaan baik yang tidak hanya dapat mencegah, tetapi juga meringankan gejala yang dialami oleh penderita anxiety disorder. Juga ada fitur Anxiety Disorder Test yang disediakan untuk mengukur tingkat kecemasan yang dialami pengguna. Fitur ini menyediakan beberapa pertanyaan yang bisa dijawab oleh pengguna sesuai kondisi masing-masing. Dari jawaban tersebut, akan muncul hasil tes yang merupakan tingkat kecemasan pengguna dan rekomendasi yang harus dilakukan.

Karya ini berhasil mendapatkan juara 2 dalam Lomba Inovasi Digital Mahasiswa Divisi Inovasi Teknologi Digital Pendidikan tahun 2023. Dosen pendamping tim Akhsin Nurlayli, M.Eng berharap, agar karya ini dapat terus disempurnakan dan disebarluaskan sehingga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, membantu orang-orang yang mengalami anxiety disorder, serta bermanfaat bagi banyak orang. (*)