Layanan PDAM Mati Sepekan, Warga Loano dan Gebang Protes

Layanan PDAM Mati Sepekan, Warga Loano dan Gebang Protes

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Warga Kecamatan Loano dan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng) untuk memenuhi kebutuhan air bersih mendapat layanan dari PDAM Kabupaten Wonosobo. Kondisi tersebut sudah dilakukan sepanjang puluhan tahun yang lalu. Meskipun dengan tarif yang mahal, warga pemakai air PDAM asal Wonosobo tidak merasa keberatan. Namun sayangnya, pelanggan air PDAM Wonosobo harus merasa kecewa, karena air PDAM Wonosobo sering mati, bahkan saat ini air itu sudah mati selama dalam sepekan.

Menanggapi keluhan pelanggannya yang berada di Kabupaten Purworejo, Direktur PDAM Wonosobo Muhammad Sahid melakukan peninjauan di salah satu pelanggannya di Desa Kedungpoh Kecamatan Loano, Jumat (3/6/2022). Dalam kunjungan kerumah warga Sahid melakukan penjelasan kepada pelanggan sebab terjadinya kerusakan sambungan pipa air dari Kecamatan Kertek Wonosobo menuju Purworejo.

“Di ruas Kecamatan Kertek dan Kecamatan Kalikjar Kabupaten Wonosobo sedang ada perbaikan, di ruas Sirukem demikian juga, selain itu ada pengecoran tepi jalan di beberapa ruas yang berakibat pipa kami dan di beberapa titik terkena bego (alat berat proyek). Terkait dengan perbaikan di Sirukem, terjadi pipa kami berada di bawah pondasi rumah warga,” jelas Sahid melalui sambungan telepon.

Dia menambahkan pekerjaan di mulai tanggal 30 Mei 2022 sampai dengan selesai. Kasus Sirukem adalah saat 15 tahun yang lalu jalur pipa PDAM masih berupa tanah kosong, namun sekarang diatasnya sudah didirikan bangunan. Pemilik rumah tidak mengijinkan PDAM melanjutkan jalur tersebut.

“Persoalan di ruas Sirukem kami membuat jalur baru sepanjang 200 meter. Melihat kenyataan lapangan demikian, matinya saluran air PDAM ke Purworejo sepanjang 55 kilometer akan semakin lama mati,” jelasnya.

Rindang Dina salah satu warga Desa Kedungpoh, Kecamatan Loano mengeluhkan air bersih dari Wonosobo mati selama 1 minggu.

 

“Di rumah kami memiliki bak tandon air cukup besar ditambah 1 tandon air besar bergambar Pinguin diluar rumah. Stok simpanan air kami sudah sangat menipis, kalau air tidak segera mengalir darimana kami memenuhi kebutuhan air,” keluh ibu 2 anak tersebut.

Pelanggan air PDAM Wonosobo lainnya, menurutnya pada melakukan aktifitas cuci dan mandi di sungai.

“Saya berharap air bersih segera mengalir seperti biasanya,” ujarnya kepada koranbernas.id, Jumat (3/6/2022).

Disinggung mengenai kehadiran Direktur PDAM Wonosobo dirumahnya, Rindang mengucapkan terimakasih.

“Terimakasih, Direktur PDAM Wonosobo berkenan memantau langsung persoalan matinya air PDAM,” sebutnya.

Rindang telah menyampaikan bahwa dia lebih senang mengkonsumsi air PDAM Wonosobo, karena airnya seperti air mineral dan kalau direbus tidak meninggalkan kerak yang menempel di panci. Namun sayang sekarang harus mati airnya dalam waktu yang lama.

“Saya juga menyampaikan kepada Pimpinan PDAM Wonosobo di tahun 2019 rata-rata rekening air Rp 125.000 dan untuk saat ini di atas Rp 150.000. Tarif sebesar itu sudah mahal, jadi saya minta tolong layanan PDAM Wonosobo ditingkatkan,” sebutnya.

Direktur PDAM Kabupaten Purworejo, Hermawan Wahyu Utomo membenarkan ada ribuan warga Purworejo menjadi pelanggan PDAM Wonosobo.

“Untuk keluhan pelanggan PDAM Wonosobo di wilayah Purworejo, bukan merupakan kewenangan kami. Silahkan sampaikan keluhan ke PDAM Kabupaten Wonosobo,” pungkasnya. (*)