Antisipasi Dampak Musim Kemarau, Raudi Akmal Ingatkan Pentingnya Pemetaan Potensi Masalah

Harapannya pemerintah bisa segera mencari solusi terbaik.

Antisipasi Dampak Musim Kemarau, Raudi Akmal Ingatkan Pentingnya Pemetaan Potensi Masalah
Anggota DPRD Sleman dari Fraksi PAN, dr Raudi Akmal. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Fenomena El Nino dan musim kemarau yang terjadi saat ini membuat sejumlah wilayah mengalami kekeringan, termasuk beberapa wilayah di Kabupaten Sleman.

Menyikapi hal ini, anggota DPRD Sleman, dr Raudi Akmal,  mengimbau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait memperhatikan kondisi masyarakat yang terdampak.

Sejauh ini, langkah yang sudah ditempuh Sleman adalah dropping air bersih, sejak 14 Agustus 2023 total 939.000 liter air bersih telah disalurkan.

Langkah antisipasi lainnya yang bisa dilakukan adalah pemetaan potensi masalah. Dengan demikian, pemerintah daerah melalui OPD bisa segera mencari solusi bersama.

ARTIKEL LAINNYA: Bupati Resmikan Klinik Estetika “Kamaratih” di RSUD Sleman

Mengingat bahwa penyaluran air bersih atau droping sebenarnya bukanlah solusi jangka panjang. Namun ini juga penting dilakukan sambil menunggu solusi lain yang memenuhi kebutuhan dasar air bersih.

“Kita berharap pemerintah daerah memaksimalkan pemetaan potensi masalah untuk melihat masalah yang mungkin terjadi selain kekeringan, seperti potensi kebakaran, kesulitan air bersih untuk konsumsi sehari-hari dan lainnya,” kata Raudi, Kamis (19/10/2023).

Menurut wakil rakyat dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu, pemetaan lapangan dilakukan untuk melihat tingkat potensi kekeringan saat musim kemarau. Pemetaan juga dilakukan untuk melihat kemungkinan masalah lain baik karena alam ataupun akibat kelalaian manusia itu sendiri, perlu dipetakan setiap desa agar lebih mudah.

“Setelah adanya pemetaan tersebut, harapannya pemerintah bisa segera mencari solusi terbaik. Misalkan dengan lebih optimal melakukan penyimpanan air untuk memenuhi danau, embung, kolam retensi dan penyimpanan air. Sehingga pada puncak musim kemarau, masyarakat bisa lebih siap menghadapi potensi bencana,” jelas Raudi.

ARTIKEL LAINNYA: Air Limbah Domestik Harus Dikelola secara Benar

Disebutkan, air adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh masyarakat setiap harinya. Pendistribusian air bersih harus masif dilakukan sehingga tidak ada wilayah yang mengalami kesulitan air bersih.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan, mengatakan tahun 2023 ini kalurahan yang mengalami kekeringan paling banyak berada di wilayah bagian barat.

Tercatat sepuluh titik lokasi kekeringan berada di empat Kapanewon yaitu Moyudan, Tempel, Pakem dan Ngaglik. Menurut data yang ada sebanyak 243 KK atau 1.184 jiwa terdampak kekeringan.

Selain itu, juga ada 1.068 hektar lahan yang terdampak kekeringan. Kondisi ini diperparah dengan adanya penutupan Selokan Mataram dan Selokan Van der Wijck yang menjadi urat nadi pertanian di Sleman. (*)