Perlu Dibuat Program Untuk Pulihkan Dampak Loss Learning

Perlu Dibuat Program Untuk Pulihkan Dampak Loss Learning

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Kepala Sekolah SDIT Insan Utama Kasihan, Bantul Sulastri S.Ag mengatakan, siswa didik yang telah lulus harus tetap memelihara apa yang sudah ditanamkan selama belajar di SDIT Insan Utama. Yakni pembiasaan ibadahnya, akhlak dan budi pekerti serta penguasaan Al-Qur’an.

Hal itu ditegaskan Sulastri saat kegiatan Pelepasan Peserta Didik Kelas VI di Hotel Burza, Jalan Parangtritis. Acara pelepasan dihadiri 76 siswa kelas VI beserta wali mereka, guru dan karyawan SDIT Insan Utama, pengawas sekolah dasar Korwil Kapanewon Kasihan, Ganjari S.Pd dan Sri Nurhadi S.Pd. Kemudian Pengawas PAI Kapanewon Kasihan, Emi Rusnawati M.Pd serta seluruh pengurus Yayasan Insan Utama Yogyakarta dan kepala lembaga SIT Insan Utama yang ada di bawah Yayasan Insan Utama Yogyakarta berikut komite Sekolah.

“Pelepasan kita lakukan bersamaan dengan peringatan hari lahirnya Pancasila 1 Juni lalu. Dalam pelepasan saya tekankan pentingnya para siswa untuk senantiasa menerapkan nilai-nilai yang didapat di SDIT Insan Utama untuk diterapkan dalam kehidupan mereka di masa mendatang. Bahkan nilai-nilai tadi agar bisa ditingkatkan,”kata Sulastri sebagaimana rilis yang dikirim ke redaksi koranbernas.id, Jumat (3/6/2022) malam.

Dirinya juga meminta agar semua pemangku kepentingan menyelesaikan PR yang saat ini mereka tanggung. Yakni bagaimana membuat kejelasan program untuk pemulihan target yang kurang sebagai dampak loss learning selama pandemi.

Learning loss menurut The Glossary of Education eform (https://edglossary.org/) diartikan sebagai kehilangan atau keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang merujuk pada progres akademis, umumnya terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau diskontinuitas dalam pendidikan.

Misal jika saat ini kurikulum menargetkan 12 bab untuk 1 mata pelajaran, maka di kala pandemi sekolah hanya mampu mengejar 5 bab saja. Itupun jika materi tersebut dipahami benar oleh siswa. Akibat mengejar ketertinggalan tersebut, tak heran jika beberapa guru mengirimkan banyak tugas online sebagai ketentuan penilaian.

Dampak Learning Loss (Kehilangan Pembelajaran) kondisi ini terus berlanjut maka dikhawatirkan akan banyak siswa yang pengetahuan dan keterampilannya tidak sebaik sebelum pandemi terjadi.

Sebagai ilustrasi, apabila siswa kelas 2 sekolah dasar yang seharusnya sudah lancar membaca teks pendek kemudian menjadi kurang lancar membaca, maka ketika tahun ajaran depan ia duduk di bangku kelas 3 akan mengalami kesulitan memahami bacaan. Ini akan menyulitkan siswa saat di kelas atas (Kelas 4, 5, dan 6) nantinya. Karena mata pelajaran lain (seperti Ilmu IPA, IPS, PKn dan yang lain ) sudah mengharuskan mereka memahami bacaan-bacaan yang terkait dengan mata pelajaran tersebut.

“Ini tentunya akan berpengaruh ketika siswa duduk di sekolah lanjutan pertama (SMP) dan seterusnya sampai ke sekolah menengah atas. Tentu agar itu tidak terjadi, kami nanti akan merumuskan program untuk mengurangi dampak loss learning. Kita akan bekerjasama dengan komite sekolah dan pihak-pihak terkait. Dengan adanya program tersebut diharapkan pendidikan akan bisa pulih seperti sebelum ada pandemi,”terangnya.

Ketua Yayasan Eep Syaripudin, M.Si,M.Ec. Dev menyampaikan bahwa selepas dari SDIT Insan Utama maka anak menjadi tanggung jawab orang tua. Untuk itulah orang tua agar senantiasa membimbing dan menjaga anak-anaknya untuk terus melakukan kebiasaan baik yang sudah ditanamkan oleh para guru.

“Nilai-nilai tersebut harus ditanamkan di rumah dan dalam kehidupan sehari-hari,”katanya.

Sugito perwakilan dari Kapanewon Kasihan menyampaikan, ucapan terimakasih kepada SDIT Insan Utama yang telah menyelenggarakan pendidikan di lingkungan Kepanewon Kasihan. Juga mendoakan para peserta didik dapat berguna bagi nusa bangsa dan agama, serta berbakti kepada orang tua.

Acara pelepasan siswa kelas VI ini sendiri diawali dengan tilawah Al Quran yang dibacakan oleh Tirta Samudra. Juga ada pentas pentas tiga bahasa yakni yakni Bahasa Inggris, Bahasa Jawa dan Bahasa Arab. Dimana tiga peserta didik yang tampil membawakan tausiyah dengan judul “Keutamaan Akhlak” dengan tiga bahasa berbeda.

Diserahkan pula hadiah sebagai penghargaan kepada para peserta didik yang mendapatkan prestasi ujian sekolah, prestasi tahfidz terbaik, nilai rapot terbaik . Disamping itu juga SDIT Insan Utama memberikan penghargaan kepada 13 peserta didik yang berhasil mencapai hafalan juz 30 dan juz 29 dengan bacaan yang tartil sesuai kaidah metode UMMI sehingga tidak sekedar hafal. Serta spontanitas menyanyi oleh perwakilan siswa. (*)