Kunjungan Wisata Turun, PAD Justru Meningkat

Kunjungan Wisata Turun, PAD Justru Meningkat

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono, mengatakan pariwisata di kabupaten ini mengalami peningkatan pada tahun 2021.

Ini terlihat dari meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata menjadi Rp 147 miliar, lebih besar 18 persen dibandingkan tahun 2020, di mana PAD sektor wisata di Sleman sebesar Rp 117 miliar.

Namun, di tengah peningkatan PAD, Suparmono juga menyoroti terjadinya penurunan jumlah wisatawan selama masa pandemi. Merujuuk catatan Dinas Pariwisata setempat, pada tahun 2019 jumlah wisatawan 10,3 juta, sementara pada tahun 2020 ada 4,25 juta.

“Dari sisi kunjungan rendah, tetapi dari sisi PAD meningkat. Itu artinya sektor usaha jasa pariwisata (UJP) seperti penginapan, rumah makan, hotel lebih kuat dibanding destinasi wisata. UJP ini yang harus kita kuatkan,” kata Suparmono, Kamis (24/3/2022).

Dia berpesan, penegakan protokol kesehatan pada destinasi wisata dilakukan secara teratur agar mampu bangkit pada tahun 2022 ini.

“Bahkan lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2021 yang telah recovery di tengah serangan delta dan omicron. Saya yakin pada tahun 2022 ini pemulihannya lebih baik, dengan Calender of Event untuk meningkatkan kunjungan,” tambah Suparmono.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyebut untuk memastikan Covid-19 terkendali, Pemerintah Kabupaten Sleman menggencarkan vaksinasi.

Sentra vaksinasi didekatkan kepada masyarakat melalui kalurahan. Harapannya masyarakat mudah mengakses sehingga capaian vaksinasi meningkat.

"Saat ini sedang kami gencarkan vaksinasi booster, satu kalurahan seribu vaksin. Alhamdulilah antusiasme masyarakat tinggi, ada yang satu kalurahan lebih dari seribu. Harapannya herd immunity segera tercapai," kata Kustini.

Menurut Kustini, penghilangan tes antigen atau PCR dari syarat perjalanan domestik berdampak positif pada sektor pariwisata.

"Syarat perjalanan yang semakin sederhana bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisata. Meski tidak menggunakan tes antigen atau PCR lagi, namun protokol kesehatan harus tetap ditegakkan," kata Kustini.

Kunjungan wisata akan membaik dengan dicabutnya tes antigen atau PCR sebagai syarat perjalanan. Tetapi PeduliLindungi harus tetap diterapkan, Cita Mas Jajar juga harus tetap ditegakkan sehingga destinasi wisata aman. (*)