Kota Wates Dipilih untuk Lokasi Pertama Stasiun Pengisian Listrik Mobil

PROVINSI DIY mulai dilengkapi dengan fasilitas stasiun pengisian kendaraan listrik untuk umum. Stasiun pertama dibangun di halaman PLN Wates.  PLN berencana membangun tambahan tiga stasiun pengisian listrik di DIY. Lokasinya berada di kawasan Malioboro, Ambarrukmo dan Bandara YIA. Konon, mobil listrik mampu menghemat 70 persen anggaran BBM kendaraan.

Kota Wates Dipilih untuk Lokasi Pertama Stasiun Pengisian Listrik Mobil

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Dalam upaya mendukung percepatan terciptanya ekosistem kendaraan listrik di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, PT PLN  mengoperasikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging (UFC) pertama di jalur Pantai Selatan (Pansela) Provinsi DI Yogyakarta. Stasiun UFC ini berlokasi di halaman PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Wates, dan diresmikan oleh General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DIY, Mochamad Soffin Hadi bersama Pj. Bupati Kulonprogo, Ni Made Dwipanti Indrayanti.

Demikian siaran pers yang diterima koranbernas.id Jumat (11/08/2023) dari Humas PLN.

Dalam sambutannya, Ni Made Dwipanti Indrayanti mengungkapkan kebanggaannya, menjadi tuan rumah SPKLU UFC pertama di Provinsi DIY. "Saya berterima kasih sekali PLN sudah memilih Kulonprogo sebagai lokasi pertama di wilayah selatan untuk dipasang SPKLU. Apalagi jalur selatan ini sudah diperbaiki dan belum ada SPKLU. Saya kira ini suatu momentum yang sangat bagus, terutama dengan animo masyarakat ke depan yang semakin besar untuk menggunakan kendaran listrik sebagai alat mobilitas yang bisa mengurangi emisi karbon," tuturnya. 

SPKLU tipe UFC 200 kW ini memiliki keunggulan dalam pengisian daya yang cepat. "Untuk 1 kali charging kalau yang kendaraan yang kapasitasnya 35 kWh itu hanya 15 menit dan untuk kendaraan lain yang kapasitasnya 65 kWh itu butuh kurang dari 30 menit. Di antara waktu pengisian itu, pemilik bisa berkunjung di pusat oleh-oleh atau sambil makan dan menikmati apa yang khas di daerah itu. Terutama ini jalur yang dilewati untuk ke Bandara YIA  Kulonprogo. Inilah yang menjadi nilai tambah bagi masyarakat di sini atau multiple effect dalam meningkatkan nilai dan aktivitas ekonomi, warga," terang Mochamad Soffin Hadi di sela-sela peresmian SPKLU.

ARTIKEL LAINNYA: Backlog Perumahan Meluas, Bank BTN Ajak Mahasiswa Jadi Developer Muda

Soffin menambahkan, dengan telah diresmikannya SPKLU di Kulonprogo ini, ia berharap dapat terbangun kolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam mewujudkan transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2060. 

"Rencana ke depan di Provinsi DIY akan dilakukan penambahan 3 SPKLU yaitu di daerah Malioboro, Ambarrukmo dan wilayah Bandara YIA. Dengan adanya SPKLU ini kami berharap dapat memberikan kemudahan akses bagi masyarakat umum dalam mengisi daya kendaraan listrik mereka. Semakin banyak kendaraan listrik yang digunakan, semakin besar pula kontribusi kita dalam menjaga kualitas udara dan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang," imbuhnya. 

Saat ini tercatat sudah tersedia 45 unit SPKLU di lokasi yang tersebar di wilayah Jawa Tengah dan DIY. SPKLU yang baru saja diresmikan ini terletak di jalur strategis menuju Bandara Internasional Yogyakarta untuk memberikan akses yang mudah bagi para pengguna kendaraan listrik, khususnya yang akan berpergian atau tiba di bandara. 

Kendaraan Listrik Hemat Bahan Bakar Hingga 70 persen

Pada kesempatan yang sama, Soffin Hadi mengungkapkan bahwa penggunaan kendaraan listrik lebih efisien dibanding kendaraan BBM. "Untuk biaya chargingnya 1 kWh itu nilainya Rp 2.465 dan 1 kWh itu bisa dipakai untuk 20 KM. Kalau dibandingkan dengan biaya BBM biasa itu sudah menghemat 70 persen, itu merupakan nilai tambah bagi kendaraan listrik," ujarnya. 

ARTIKEL LAINNYA: Selesai di Lingkup Kalurahan, Memilah Sampah Jadi Gerakan di Sleman

Hal senada disampaikan oleh pengguna mobil listrik di wilayah Kulonprogo, Eva Puspadewi, yang menceritakan pengalamannya dalam menggunakan kendaraan berbasis listrik. 

"Alhamdulillah pengalaman saya menggunakan mobil listrik sangat baik. Pakai mobil listrik bagi saya itu cukup menyenangkan karena fiturnya canggih-canggih dan lebih hemat dibandingkan kendaraan BBM. Kebetulan saya dan suami lumayan mobile, sering dipakai (mobil listrik) kalau dihitung-hitung dalam 1 bulan itu bisa hemat kurang lebih sekitar Rp 1 juta dibandingkan BBM biasa," ungkapnya. 

Ia menambahkan, dengan adanya SPKLU ini membuatnya cukup terbantu dalam menghemat waktu pengisian daya. "Sebenarnya di rumah juga sudah ada (home charging) tapi kalau disini kan lebih cepat, apalagi dengan mobilitas yang tinggi kayaknya kalau di rumah nunggunya lebih lama. Semoga semakin banyak pengguna kendaraan listrik sehingga bisa mengurangi emisi karbon dan menyelamatkan lingkungan," pungkasnya. (*)