Khawatirkan Gelombang Ketiga, Muhadjir Ingatkan Publik
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan masyarakat akan kemungkinan gelombang ketiga pandemi Covid-19 di akhir tahun. Bila terjadi maka dikhawatirkan akan membuat perekonomian Indonesia kembali terpuruk.
"Kita paling takut kalau sampai ada gelombang ketiga nanti ekonomi mengalami hibernasi lagi bangkitnya lebih sulit itu," ungkap Muhadjir Effendy saat pidato dalam rangka Dies Natalis Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ke-61 di kampus IV Yogyakarta, Senin (20/12/2021) siang.
Menurut Muhadjir, pasca pandemi perekonomian Indonesia mulai pulih. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, angka pengagguran pun mengalami penurunan dari sekitar 7 juta menjadi 6 juta saat ini.
Namun bila terjadi gelombang ketiga pandemi, maka angka pengangguran bisa kembali meningkat. Karenanya perluasan lapangan pekerjaan menjadi tantangan pemerintah.
"Karena itu lah kita sedang berupaya keras menjaga bagaimana COVID-19 ini jangan sampai jadi gelombang ketiga," ungkapnya.
Muhadjir menambahkan, untuk bisa terus meningkatkan perekonomian, peran semua pihak, termasuk generasi muda sangat dibutuhkan sekarang. Namun mereka wajib menguasai teknologi digital, apapun jurusan kuliahnya.
Kemampuan ini penting untuk bersaing di dunia kerja. Jika tidak membekali diri dengan kemampuan teknologi digital, maka mereka akan kalah bersaing di lapangan.
"Mahasiswa harus didorong untuk menguasai teknologi informasi 4.0 apapun jurusannya. Ini sudah bukan lagi fakultas tertentu atau jurusan tertentu yang harus menguasainya tetapi ini sudah menjadi ilmu generik," ujarnya.
Kontribusi UAD
Sementara Rektor UAD, Muchlas MT mengungkapkan walaupun upacara Milad UAD dilaksanakan secara daring dan luring karena masih dalam suasana pandemi Covid-19, Rektor berharap agar milad tetap menghadirkan rasa syukur serta membangkitkan semangat untuk terus meningkatkan kualitas pribadi maupun institusi.
Selama setahun terakhir UAD berhasil meraih kinerja yang telah dicapai. Diantaranya mencakup penanganan Covid-19 Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) perkembangan kelembagaan, pusat riset unggulan, pengembangan unit usaha, serta peningkatan kesejahteraan dosen dan karyawan.
"UAD sebagai lembaga pendidikan tinggi juga mampu bertahan, terus berinovasi, dan bisa berkontribusi lebih untuk masyarakat selama masa pandemi," paparnya.
Kampus UAD sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) selalu berupaya selalu adaptif terhadap perubahan zaman. Dalam proses adaptasi ini diperlukan banyak penyesuaian, sinkronisasi, dan harmonisasi regulasi terhadap peraturan-peraturan baru tentang perguruan tinggi.
"Tentunya tanpa meninggalkan identitas UAD sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah,” imbuhnya. (*)