Keracunan Massal 36 orang di Mlati, Sleman, Diduga karena Makan Siomay
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Peristiwa keracunan massal kembali terjadi di Kabupaten Sleman. Setelah kasus keracunan di Kapanewon Tempel, kasus yang sama kembali terjadi di di Padukuhan Sanggrahan, Tlogoadi, Kapanewon Mlati. Puluhan orang mengalami gejala tak sehat usai diduga mengonsumi makanan saat acara pertemuan Dasawisma.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Khamidah Yuliati, Senin (10/2/2025).
Yuli menyebut, kasus keracunan tersebut bermula dari acara pertemuan Dasawisma yang digelar pada Sabtu (8/2/2025) sore.
Adapun beberapa makanan yang tersedia dalam acara tersebut yakni yang dimakan di tempat arem-arem, puding, makanan ringan lain dan gorengan.
Kemudian untuk snack yang dibawa pulang yakni siomay terdiri dari kobis, kentang, tahu, siomay, telur separo dan bumbu kacang.
Berdasarkan laporan hingga Senin (10/2/2025) pada pukul 09.50 WIB ada 36 orang yang mengalami gejala keracunan. Mereka diduga mengalami gejala usai mengonsumsi siomay.
"Jadi yang makan siomay berjumlah 37 orang, yang bergejala 36 orang, karena yang 1 orang menggoreng siomay sebelum dikonsumsi," kata Yuli kepada awak media.
Disampaikan Yuli, sebanyak 36 warga itu mengalami beragam gejala. Mulai dari mual, diare, nyeri sendi hingga lemas.
Kemudian ada tiga orang yang ditambah dengan gejala pusing, serta lima orang mengalami gejala muntah. Ada pula dua orang dengan gejala nyeri perut, satu orang diare lendir dan ada dua orang yang mengalami gejala tambahan sesak napas.
"Yang opname di rumah sakit 3 orang, yang periksa di fasyankes tapi tidak opname 17 orang," ucapnya.
Berdasarkan keterangan yang didapatkan sementara, Yuli mengatakan warga mulai mengonsumsi siomay pada Sabtu sekitar pukul 18.00 - 22.00 WIB. Kemudian gejala itu mulai timbul dari Minggu, 9 Februari 2025 dini hari.
"Paling cepat muncul gejala yaitu jam 3 pagi dini hari, ada juga yang timbul gejala hari Minggu malam Senin. Saat ini update data masih berlangsung," jelasnya.
Petugas sudah mengambil sampel makanan tersebut untuk diuji di laboratorium guna memastikan penyebabnya. (*)