Suara Anak Diakomodasi dalam Pengambilan Kebijakan

 Suara Anak  Diakomodasi dalam Pengambilan Kebijakan

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih, membuka Kongres Anak Bantul ke- XIII di Ruang Sidang Paripurna DPRD Bantul, Sabtu (26/3/2022) pagi.

Konggres mengambil tema "Memberi aspirasi tanpa diskriminasi, demi anak Bantul yang aktif berkreasi" dan dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo SSos, Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Bantul, Dwi Pudianingsih SSn, Ketua Satgas Perlindungan
Perempuan dan Anak (PPA) , M Zainul Zain SAg, perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Bantul serta forum anak dari 17 Kapanewon.

Bupati dalam sambutanya mengatakan tumbuh kembang anak di Bantul harus
diperhatikan . Baik secara fisik, mental ataupun spiritual. Salah satunya adalah dengan menjadikan Bantul sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) .

Menjamin hak -hak anak secara maksimal agar tumbuh menjadi anak yang cerdas, berakhlak mulia dan berkepribadian Indonesia. Juga membentuk Bantul yang ramah terhadap anak, perempuan dan penyandang disabilitas sebagaimana tercantum dalam misi ke 5 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul.

Di antaranya yang dilakukan adalah bagaimana mengakomodir suara anak untuk diimplementasikan dalam kebijakan pemerintah daerah. Selain itu, menyediakan sarana dan prasarana pendukung. Misalnya, saat ini di kantor Bupati Parasamya sudah dipasang lift khusus untuk penyandang disabilitas ketika akan bertemu bupati yang ruang kerjanya berada di lantai 2. Pemasangan petunjuk di beberapa ruas jalan yang memudahkan penyandang tuna netra untuk melintas serta sarana dan prasarana pendukung lain yang terus ditambah.

"Tentu untuk mewujudkan itu tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Tetapi perlu dukungan dari berbagai pihak, kalangan swasta, masyarakat, orang tua dan anak itu sendiri. Maka bagi anak jangan takut menyampaikan aspirasi,ide,gagasan dan masukannya, " ujar bupati.

Jika semua berpartisipasi maka harapan mewujudkan Bantul yang harmonis, sejahtera, berkeadilan berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dalam wadah NKRI yang Berbhineka Tunggal Ika bisa terwujud. Juga menciptakan Bantul yang bersih,aman, nyaman, tanpa kesenjangan, tanpa
masalah sosial maupun kemiskinan bisa tercapai.

"Sehingga hidup di Bantul laksana potongan surga yang bisa kita rasakan di dunia," katanya.

Sementara Zainul mengatakaan kongres ini bertujuan untuk membentuk kepengurusan serta menyusun program kerja yang akan dilakukan di tahun 2023. Program kerja ini selanjutnya akan disampaikan ke OPD yang ada di Bantul untuk pertimbangan saat pengambilan kebijakan dengan memperhatikan aspirasi dan juga suara anak .
"Ini juga salah satu syarat KLA adalah bagaimana suara anak itu didengar oleh para pengambil kebijakan yang ada di Bantul,"katanya.

Sedangkan Dwi Pudianingsih dalam kesempatan tersebut menguraikan tugas dari TP PKK. Salah satunya adalah bagaimana perempuan berperan dalam mendidik anak dalam keluarga dengan pondasinya adalah agama. Serta turut meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan rumah yang bersih, nyaman dan layak.

"Juga masih banyak tugas dari TP PKK sebagaimana ada dalam 10 program pokoknya," tandasnya. (*)