Kendala Penerapan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar

Kendala Penerapan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar

MULAI tahun pelajaran 2017/2018 semua sekolah secara bertahap melaksanakan kurikulum 2013 Revisi 2016. Banyak perbedaan kompetensi dasar kurikulum 2013 daripada kurikulum 2013 revisi 2016. Sejak 2013 terjadi tiga kali pergantian kurikulum, masing–masing berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013, 2014, dan 2016. Khusus sekolah dasar, yang terjadi sejak 2013 bukan hanya kurikum yang berubah namun juga sistem pembelajaran yaitu pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik, karena lebih menekankan pada penerapan konsep belajar secara utuh dan tidak terpisah–pisah. Oleh karena itu, pendidik harus merancang pengalaman belajar yang dapat mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik dan menunjukkan adanya keterkaitan unsur–unsur konseptual yang menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

Penerapan pembelajaran tematik pada sekolah dasar akan sangat membantu siswa. Hal ini dapat dilihat dari tahap perkembangan siswa sebagai satu keutuhan. Pembelajaran menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat memberikan pengalaman yang baru dan bermakna serta memberikan keuntungan bagi peserta didik.

Kendala penerapan pembelajaran tematik yang diperoleh dari hasil wawancara saya dengan beberapa guru pada saat saya melaksanakan magang 1 yaitu: pertama masih terjadi selisih pendapat antara guru tentang pengertian, maksud dan tujuan pembelajaran tematik. Kedua, para guru masih sering merasa kebingungan dan merasa berat untuk menerapkan pembelajaran tematik tersebut. Ketiga, perencanaan pembelajaran tematik yang memakan waktu dan memerlukan tenaga yang lebih banyak, dan perlu mempersiapkan media pelajaran sesuai dengan pemilihan tema.

Pembelajaran tematik dalam penerapannya terbukti masih mengalami banyak hambatan baik dari pihak guru maupun dari sarana dan prasarana yang terkadang masih kurang memadai. Maka dari itu, beberapa saran bagi guru sebagai berikut: guru harus memahami betul mengenai konsep pembelajaran tematik, sehingga penerapannya sesuai dengan tuntutan kurikulum, sarana dan prasarana yang meliputi media, alat peraga. Sumber belajar harus dipenuhi atau dilengkapi di setiap jenjang pendidikan. Perlu adanya pelatihan terhadap guru–guru mengenai cara penyusunan RPP, menentukan alat peraga maupun media yang tepat dengan tema yang telah dipilih dari mata pelajaran yang dipadukan, serta guru harus mampu melakukan pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.

Pembelajaran tematik diharapkan akan memberikan banyak keuntungan yaitu: pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran dalam tema yang sama, peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas, serta peserta didik dapat semangat belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata untkuk mengembangkan kemampuan dalam satu mata pelajaran, sekaligus mempelajari mata pelajaran yang lain. **

Puji Rahayu

Universitas Muhammadiyah Purworejo