Kekayaan Rempah-rempah Indonesia Merajai Dunia
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Kekayaan rempah-rempah Indonesia yang merajai dunia, mendorong Universitas Gadjah Mada Yogyakarta membentuk Tim Kosmopolis Rempah UGM. Tim ini merupakan kelompok riset multidisiplin.
Kosmopolis rempah adalah sebuah zona atau wilayah, baik urban maupun sub-urban, yang terhubung secara global, baik langsung maupun tak langsung, oleh produksi, konsumsi dan perdagangan rempah-rempah di nusantara dan dunia.
Rektor UGM, Prof Panut Mulyono, mengatakan hal itu Rabu pagi (3/11/2021) dari Gedung Rektorat UGM, ketika meluncurkan Tim Kosmopolis Rempah UGM dalam Webinar Rekonstruksi, Revitalisasi dan Inovasi untuk Penguatan Kosmopolis Rempah Nusantara sebagai Warisan Dunia (World Heritage).
Panut mengatakan, perintis dan pengembang gastronomi Indonesia menyatakan bahwa Indonesia merupakan dapur gastronomi terbesar di dunia. Mengapa? Karena rempah Indonesia telah menebarkan cita rasa nikmatnya ke seluruh dunia sejak dahulu kala dan selamanya. Rempah Nusantara memang merupakan komoditas yang penting dicari, dibutuhkan, dan dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Pengetahuan yang timbul karena peredaran rempah Nusantara dalam perdagangan telah membuat dunia ini mengalami berbagai perkembangan peradaban.
“Konon di seluruh Asia Tenggara terdapat lebih dari 250 rempah dan bumbu yang ternyata setelah diidentifikasi 135 di antaranya berada dan digunakan di Indonesia dalam memasak hidangannya,” ujar Rektor UGM.
Sungguh beruntung terlahir sebagai bangsa Indonesia, lanjut Panut, karena ternyata aneka ragam rempah yang dibawa para pedagang ke Nusantara setelah dicoba dibudidayakan ternyata hasilnya jauh lebih baik mutunya daripada rempah yang sama dari daerah asalnya.
Bukti hidup
Minuman fungsional sari rempah, ramuan berbagai rimpang bernama jamu, hidangan lezat rendang, soto, nasi goreng, sate, rawon, dan gado-gado merupakan saksi dan bukti hidup akan keunggulan hidangan Indonesia di kancah dunia. Belum lagi khasiat yang telah teruji di bidang pengobatan. Semua itu menimbulkan berbagai pengetahuan baru berdasarkan kearifan lokal yang patut dibanggakan untuk kemudian dikembangkan dalam rangka membangun pariwisata maju yang tumbuh dan tangguh.
Guna mencapai tujuannya, Tim Kosmopolis Rempah UGM melakukan pendekatan Rekonstruksi, Revitalisasi dan Inovasi terhadap Jalur Rempah Nusantara sebagai World Heritage. Kosmopolis rempah secara konsisten perlu dikembangkan mendukung jalur rempah nusantara sebagai World of Heritage.
Tim Kosmopolis Rempah UGM terdiri dari 14 orang, terdiri dari pengarah, ketua, sekretaris dan 11 anggota. Mereka masih didukung oleh tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dalam melakukan aksi.
Tim itu adalah Prof Dr Ir Murdijati Gardjito (pengarah), Dr Mirwan Ushada S.T.P., M.App.Life.Sc. (ketua), Dr rer nat apt Arko Jatmiko Wicaksono M.Sc. (sekretaris), ditambah 11 anggota, yakni Prof Dr Muhammad Baiquni M.A, Prof Dr Ir Eni Harmayani M.Sc, Prof Dr Ir Edia Rahayuningsih M.S, IPU, Prof Dr Apt Mustofa M.Kes, Dr Sri Margana M.Hum, M.Phil, Dr Widya Nayati M.A, Dr dr Setyo Purwono M.Kes, Sp.PD, Sigit Sunarta S.Hut, M.P, M.Sc, Ph.D, Dr Yeni W N Ratnaningrum S.Hut, M.Sc, Dr Ir Supriyadi M.Sc, dan Dr sc tech Adhy Kurniawan S.T.
Webinar yang berlangsung empat jam menghadirkan 12 pembicara termasuk Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Hilmar Farid. Dua pembicara di antaranya adalah Prof (Emiritus) John Miksic dari Universitas Nasional Singapura serta dari Universitas Tasmania yang menjalin kerja sama dengan UKDW melalui Tim Wherrett. (*)