Belajar dari Cerita Sukses SMK PGRI 3 Malang, Salah Satu Tugas BKK Jadi Mak Comblang

Belajar dari Cerita Sukses SMK PGRI 3 Malang, Salah Satu Tugas BKK Jadi Mak Comblang

KORANBERNAS.ID, MALANG--Forum Bursa Kerja Khusus (BKK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se Kabupaten Bantul melakukan studi sharing ke SMK PGRI 3 Malang dan SMKN 4 Malang, Kamis (10/2/2022).

Didampingi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bantul, rombongan FK BKK selain mendengar pemaparan juga berkesempatan melihat Technopark di 2 sekolah yang dikunjungi.

Program Technopark SMK sendiri, dicanangkan sebagai pusat dari beberapa Teaching Factory yang menghubungkan dunia pendidikan (SMK) dengan dunia industri dan instansi yang relevan untuk diajak bekerja sama.

Murdiyanto Wakil Kepala SMK PGRI 3 Malang mengatakan, sekolah ini saat awal berdiri adalah sebuah SMK kecil dengan jumlah murid sedikit. Bahkan tempat pembelajaran juga menumpang.

“Pihak sekolah kemudian menerima saran dari berbagai pihak, agar sekolah bisa membuktikan kualitas sehingga keberadaanya diakui masyarakat. Kemudian juga diakui oleh birokrasi dan lembaga yang lain,” jelas Murdiyanto.

Hal yang menjadi kunci mereka untuk berkembang, adalah sikap disiplin di sekolah. Termasuk kemudian membuka Bursa Kerja Akhir (BKA), yang saat ini berubah nama menjadi BKK. Program inilah yang ditonjolkan dan bisa eksis hingga sekarang. Ditunjang promosi yang dilakukan secara gencar, SMK PGRI 3 Malang kini memiliki total 2.300 siswa.

“Sekolah swasta itu harus kerja keras agar masyarakat, birokrasi dan pihak-pihak lain percaya. Lalu apa yang diunggulkan?. Tentu saja kualitas yang baik,” katanya.

Bahkan di sekolah ini, lulusanya 60 persen terserap di dunia kerja, lainnya berwirausaha dan melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi (PT).

Ervin Kurniawan ,Ketua BKK menjelaskan, di sekolah siswa belajar 2 tahun dan 1 tahun melaksanakan praktek kerja industri (Prakerin) ke berbagai industri yang sudah melakukan kerjasama.

BKK, lanjut Ervin harus mampu mempersiapkan calon alumni yang unggul. Hal yang utama disiapkan adalah anak yang sehat. “Di industri besar, jika tidak sehat maka tidak akan diterima. Kasus yang banyak ditemukan adalah hipertensi, visus mata (ketajaman mata-red) dan ada juga kolesterol. Untuk itu asupan makanan mereka juga harus dijaga, tidak hanya di sekolah namun juga di rumah,” katanya.

Jika kaitan tinggi badan yang kadang disyaratkan, menjadi tugas guru olahraga untuk membentuk fisik siswa sesuai dengan syarat yang diminta perusahaan.

Selain sehat dan tampilan fisik, anak juga harus ditanamkan sikap disiplin. Karena kerja di industri harus disiplin, maka harus dibiasakan dari sekolah.

Anak dididik pula untuk kerja keras, sikap antusias dengan cara pemberian motivasi yang dimasukan dalam pembelajaran. Tidak kalah penting penampilan. Di SMK PGRI 3 Malang, siswa diatur mulai potongan rambut hingga pakaian yang dikenakan.

“BKK adalah mak comblang (penghubung-red) bagi industri, kampus, militer maupun lembaga yang lain. Jadi kita harus benar-benar siapkan lulusan kita secara baik dan unggul serta memiliki kualitas yang berdaya saing,”sambung Ervin.

BKK juga harus bisa mempromosikan ke luar mengenai potensi lulusan yang ada.

“Mau cari lulusan yang seperti apa?. Di kita itu ada,”sambungnya.

Pihak BKK juga harus mampu menyajikan data ke manajemen internal, dinas baik kabupaten atau provinsi , serta forum BKK terkait keterserapan kelulusan. Maka tim BKK harus pinter, kober dan bener.

“Kita ini benar-benar mendampingi siswa bahkan hingga mengantar siswa ke tempat kerjanya. Tidak jarang sampai ke luar Jawa dengan kendaraan darat. Untuk itu diperlukan orang yang kober dan bisa meluangkan waktu ketika dibutuhkan” terang Ervin.

Di SMK PGRI 3 Malang lanjutnya, ada petugas BKK yang difungsikan sebagai admin. Baik untuk media sosial facebook,instagram,twitter dan tiktok. Juga menjadi admin grup whatsapp setiap angkatan.

Di grup ini ada info up to date yang disampaikan. Termasuk diinformasikan mengenai tahap-tahap rekrutmen berikut syarat-syaratnya.

Pada saat mendekati masa pendaftaran kerja, siswa diajari membuat surat lamaran berikut CV nya yang mana ini penguatan dari pembelajaran bahasa Indonesia yang sudah diterima, diajari cara mengerjakan psikotes, belajar tes wawancara bahkan disimulasikan termasuk mendatangkan HRD perusahaan untuk berlatih interview, melakukan fasilitasi medical check up hingga swab antigen.

“Tentu saat di kelas X, siswa ini sudah kita kelompokkan mana yang mau bekerja, wirausaha dan yang melanjutkan kuliah. Treatment yang dilakukan akan berbeda-beda,” katanya.

Gunawan Dwiyono Kepala SMKN 4 Malang mengatakan, sekolah ini memiliki 2.600 siswa. Setiap angkatan ada 24 rombongan belajar. Mereka memiliki 9 jurusan di antaranya mekatronika, teknik komputer jaringan dan terbaru adalah perhotelan.

“Kita menggunakan kurikulum prototipe yang difokuskan pada jurusan mekatronik,”katanya.

Triyudi Yudawan Ketua BKK SMKN 4 Malang mengatakan, pekerjaan BKK itu banyak. Tidak hanya menjembatani ke dunia kerja, namun bagaimana mempersiapakan output dan outcome dari sekolah. Maka apa yang dilakukan oleh sekolah, pihak BKK harus tahu. Sehingga seiring sejalan.

Mereka memiliki semangat 3B yakni Berwirausaha, Bekerja dan Belajar.

“Saat ini jumlah industri dengan lulusan tidak seimbang, sehingga tidak semua lulusan akan tertampung. Maka jiwa wirausaha kita kedepankan. Banyak lulusan kami sukses sebagai pengusaha di berbagai bidang dalam usia muda,” katanya.

Rumiyati M.Hum, Kabid Penempatan Kerja, Perluasan Kerja dan Transmigrasi Disnaketrans Bantul mengatakan, kunjungan ini dalam rangka studi sharing terkait program yang telah digelar BKK SMK se Bantul.

Di Bantul ada 49 SMK. Yang sudah ada BKK 34 sekolah.

“Kami ingin belajar terkait pengelolaan BKK termasuk bagaimana kerjasama yang terjalin antara BKK dengan Disnakertrans Kota Malang. Maka tadi kami juga berkunjung ke sana,”katanya.

Koordinator BKK Kabupaten Bantul, Raharjo M.Pd menambahkan, forum dibentuk dalam rangka menyamakan persepsi kaitan ketenagakerjaan. “Yakni turut mengurangi angka pengangguran di Bantul,”kata Raharjo yang juga ketua BKK SMKN 1 Sedayu tersebut.(*)