Kaum Muda Menjadi Penentu Hasil Pemilu 2024

Namun, kaum muda tidak mudah terpengaruh oleh janji-janji manis para calon.

Kaum Muda Menjadi Penentu Hasil Pemilu 2024
Diskoma Edisi-9 yang dilakukan  Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Fisipol UGM. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Pemilu 2024 akan berbeda dengan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh jumlah kaum muda, termasuk pemilih pemula, yang cukup dominan.

Menurut Dr Adhianty Nurjanah S Sos MSi, dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, jumlah kaum muda berusia 17-39 tahun sekitar 60 persen. Oleh karena itu, pilihan kaum muda akan menentukan hasil Pemilu mendatang.

"Para politisi berupaya keras merebut perhatian dan meyakinkan kaum muda ini dengan berbagai cara, termasuk melakukan framing citra di media sosial," ujarnya dalam keterangan tertulis Senin (30/10/2023) saat menjadi pembicara di Diskoma Edisi-9 yang dilakukan  Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Fisipol UGM.

Namun, kaum muda tidak mudah terpengaruh oleh janji-janji manis para calon. Mereka lebih cerdas dan kritis dalam memilih calon yang sesuai dengan aspirasi dan kepentingan mereka.

ARTIKEL LAINNYA: Bantul Memiliki 130 Ribu Generasi Z, Calon Pemimpin Masa Depan

Salah satu faktor yang mempengaruhi pilihan kaum muda adalah isu-isu aktual yang berkaitan dengan kehidupan mereka, seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, ekonomi dan hak asasi manusia.

"Kaum muda juga cenderung lebih peduli terhadap isu-isu global, seperti perubahan iklim, perdamaian dunia, dan kerja sama internasional," jelasnya.

Dosen Universitas Gadjah Mada, Zainuddin Muda Z Monggilo SI Kom MA menambahkan kaum muda juga memiliki cara tersendiri dalam berpartisipasi politik.

Mereka tidak hanya menggunakan hak pilih mereka di bilik suara, tetapi juga aktif dalam menyuarakan pendapat dan memanfaatkan media sosial guna berpartisipasi politik serta “kolaboraksi” untuk mendorong warga cerdas menghadapi pemilu 2024.

ARTIKEL LAINNYA: Jadi Caleg DPR RI, Bupati Purworejo Agus Bastian Pamit Mundur

"Kaum muda juga menjadi sasaran utama dari gangguan disinformasi, misinformasi dan malinformasi yang dapat mengancam proses dan hasil pemilihan," kata dia.

Oleh karena itu, mereka harus waspada dan selektif dalam menerima dan menyebarkan informasi. Mereka juga harus aktif melakukan cek fakta untuk mengetahui kebenaran informasi.

Kaum muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam pembangunan bangsa.

"Dengan partisipasi aktif mereka dalam pemilu 2024, mereka dapat menentukan wajah Indonesia 5 tahun mendatang," tandasnya. (*)