Kaum Muda Berubah Sikapnya Kurang Menghormati Lansia

Kaum Muda Berubah Sikapnya Kurang Menghormati Lansia

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Ketua 2 Komisi Daerah Lanjut Usia (Komda Lansia) DIY Drs Suripto MSi mengakui saat ini kaum muda cenderung berubah sikapnya. Mereka kurang menghormati lansia.

“Lansia yang sehat, mandiri, produktif adalah dambaan semua pihak. Untuk mewujudkannya perlu dukungan bersama termasuk dari kaum muda agar bisa menerima kehadiran mereka,” ujarnya pada seminar Gagasan Gerakan Lansia Asih Asuh dalam rangka Sewindu Keistimewaan DIY, Rabu (19/8/2020), di Grahatama Pustaka Yogyakarta.

Pada kegiatan yang diselenggarakan Komda Lansia DIY kali ini ditampilkan ekspose data terkait lansia terkini oleh Sri Sumaryatiningsih SSI MIP serta Lesson Learned dari Colorado State AS disampaikan Ismuji Wijayanti SIP.

Menurut Suripto, sebagai upaya membangun kondisi kehidupan yang ramah lansia, Pemda DIY mewacanakan perlunya Pondok Lansia atau Sekolah Lansia. “Ini sangat perlu mengingat adanya perubahan sikap kaum muda yang kurang lagi hormat pada nenek-kakeknya,” kata dia.

Selain itu, juga perlu edukasi dan motivasi bagi lansia itu sendiri mengingat jumlah lansia di DIY angkanya cukup tinggi, lebih dari 14 persen populasi. “Kalau tidak ditangani secara serius, besarnya jumlah lansia bisa jadi masalah,” tambahnya.

Suripto kemudian menyebut salah satu institusi pelayanan umum ramah lansia sudah ditunjukkan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Perusahaan itu bukan hanya memberikan diskon 20 persen otomatis bagi penumpang ber-KTP di atas usia 60 tahun tetapi juga menghadirkan bentuk-bentuk pelayanan bagi lansia di stasiun-stasiun.

Dia berharapkan pelayanan ramah lansia diberikan oleh institusi lain. “Memang banyak tempat sudah menyediakan fasilitas kemudahan bagi lansia tetapi kenyataannya masih banyak kendala,” katanya.

Ismuji Wijayanti menyampaikan pengalaman bekerja di Colorado AS. (arie giyarto/koranbernas.id)

Lansia Colorado

Sedangkan Ismuji Wijayanti yang beberapa tahun bekerja untuk lansia di Colorado Amerika Serikat (AS) menyebutkan di sana penanganan lansia relatif sudah lebih maju. Dukungan datang dari keluarga maupun organisasi sertga ditunjang fasilitasi dari pemerintah.

Namun demikian penanganan lansia di Colorado bukan berarti sudah tidak ada masalah, sebab lansia telantar pun masih ada. Alzeimer angkanya masih tinggi yakni 1 dari 30 dan sulit ditangani. Tanpa menyebut angka Alzeimer di Indonesia, dia mengakui mereka lebih rewel.

Bicara soal data, Sri Sumaryatiningsih menyatakan agak sulit mendapatkan data yang sama karena data Kemensos, Bappeda maupun Badan Pusat Statistik angkanya berbeda.

Melalui kombinasi data diharapkan mendekati angka riil. Artinya, kebijakan penanganan lansia akan semakin tepat sasaran. (sol)