Kasus Stunting Seyegan Tertinggi di Sleman 

Berdasarkan data terakhir, terdapat 155 anak stunting di kawasan Seyegan. 

Kasus Stunting Seyegan Tertinggi di Sleman 
Bupati Sleman Kustini dan Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa. (istimewa)

KORANBERNAS.ID,SLEMAN-- Panewu Kapanewon Seyegan, Samino, menyampaikan, Seyegan menjadi salah satu Kapanewon dengan angka stunting tinggi di Kabupaten Sleman. Berdasarkan data terakhir yang dihimpun Samino, terdapat 155 anak stunting di kawasan Seyegan. 

Namun Kapanewon Seyegan mengalami penurunan angka Stunting dalam tiga tahun terakhir. Tercatat pada tahun 2021 data stunting di Seyegan berada pada angka 8,1%, pada tahun 2022 sebesar 7,5%.

"Pada tahun 2023 kembali mengalami penurunan hingga tercatat diangka 6,9%," ujarnya dalam arahan dalam evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tahap III di Kantor Kapanewon Seyegan pada Senin (7/8/2023). 

Dalam acara itu hadir Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dan Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa yang juga selaku ketua TPPS.

Sebagai upaya lain dalam penurunan stunting, Kapanewon Seyegan juga mencoba memetakan data stunting berdasarkan kondisi ekonomi keluraga. Hal ini dilakukan untuk menentukan pendekatan yang tepat dalam mengentaskan stunting.

Selain itu Samino menuturkan, pamong Kapanewon Seyegan juga merintis Gerakan Jumat Berkah Bantu Stunting. Gerakan ini dimulai dari lingkup Kapanewon Seyegan terlebih dulu. Hal ini diwujudkan dalam bentuk infaq. Dan berdasarkan laporan pada Jumat llalu, upaya ini menghasilkan dana Rp 1.700.000. 

"Nantinya, hasil gerakan ini akan dimanfaatkan untuk membantu anak stunting khususnya dari kekuarga kurang mampu,” papar Samino.

Danang menyampaikan apresiasi terhadap keberhasilan Kapanewon Seyegan dalam menurunkan angka stunting dalam tiga tahun terakhir. Meski begitu, Kapanewon Seyegan diharapkan terus berinovasi dalam mencegah stunting. 

"Stunting tak selalu berkaitan dengan kemiskinan, sebab masih ada keluarga dengan ekonomi baik yang masuk dalam kategori keluarga stunting," ujarnya. 

Danang mengajak peserta evaluasi untuk juga memberikan perhatian terhadap kesehatan keluarga. Dengan pola asuh keluarga yang sehat, pemenuhan gizi yang cukup, dan pemahaman dalam mendidik anak, akan lahir pula anak yang sehat dan sejahtera.

“Mari kita tingkatkan kesadaran dan pemahaman orangtua terhadap kesehatan anak. Silakan memanfaatkan fasilitas kesehatan di puskesmas terdekat, dengan begitu stunting dapat dicegah sedini mungkin,” jelasnya.

Sementara Kustini menegaskan bahwa program penanganan stunting perlu ditangani dengan serius. Untuk mensukseskannya, diperlukan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, baik pihak TNI, Polri, hingga para kader. 

"Seluruh peserta diharapkan berkomitmen dalam menekan angka stunting di Kabupaten Sleman," paparnya.

Kustini menambahkan, Pemerintah Kabupaten Sleman juga telah menerima intensif fiskal dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri sebesar Rp 10,02 miliar. Pemanfaatan intensif tersebut salah satunya akan diarahkan dalam upaya penurunan angka stunting. 

Bupati mengimbau, agar para kader turut mensosialisasikan pentingnya pencegahan stunting sejak dini. Hal ini termasuk dengan melakukan pengawasan kesehatan kepada remaja putri dan calon pengantin. 
Kustini juga menyampaikan, upaya untuk memutus rantai stunting tak hanya dilakukan dengan perbaikan gizi anak, namun juga dengan memastikan kesehatan calon orang tua dalam keadaan baik.

Dengan usaha ini semoga angka stunting di Kabupaten Sleman dapat terus kita tekan,” jelas Kustini. (*)