Kasus Covid-19 Kembali Naik, Pelanggar Prokes Harus Ditindak Tegas

Kasus Covid-19 Kembali Naik, Pelanggar Prokes Harus Ditindak Tegas

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA— Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G Plate, meminta dan mendorong Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkominda) bertindak tegas terhadap pelanggaran protokol kesehatan. Sikap tegas ini diperlukan, agar masyarakat tanpa kecuali, benar-benar patuh menjalankan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana rilis yang dikirimkan ke koranbernas.id, Johnny mengatakan, pemerintah musti bergerak cepat mengidentifikasi dan melakukan intervensi demi menahan tren kenaikan kasus Covid-19. Pemerintah dari pusat hingga daerah, juga harus memastikan protokol kesehatan tetap diutamakan di tengah relaksasi berbagai kegiatan belakangan ini.

“Relaksasi PPKM berdampak pada kenaikan mobilitas yang cukup tinggi. Peningkatan ini harus diwaspadai, karena terdapat 34% Kabupaten/Kota di Jawa Bali yang mobilitasnya tinggi namun tingkat vaksinasinya belum mencapai target,” kata Johnny, kemarin.

Untuk itu, pemerintah daerah diminta berperan aktif dan tegas dalam menindak pelanggaran prokes dan memastikan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di tempat perbelanjaan, restoran, wisata, dan yang lain.

“Masyarakat tolong tetap waspada dan belajar dari pengalaman negara-negara di Eropa yang mengalami lonjakan kasus akibat lalainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan,” tegas Menkominfo.

Menteri menyebut, lima provinsi yang menjadi sorotan utama yakni Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Di Pulau Jawa-Bali, tren kenaikan kasus terjadi di 43 Kabupaten/Kota dalam 7 hari terakhir. Belakangan, Yogyakarta juga menunjukkan tren meningkat.

Secara umum, Johnny G Plate mengatakan, kasus Covid-19 di Indonesia tetap terkendali dan terus membaik karena pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang konsisten dan senantiasa dievaluasi pemerintah.

Menurutnya, data dari WHO Indonesia berada pada level 1 penularan Covid-19, sedangkan menurut Nikkei Indeks pemulihan Covid-19 Indonesia berada diperingkat 41, tertinggi di Asia.

“Kasus konfirmasi di Jawa Bali mengalami penurunan hingga 99% dari puncak kasus pada 15 Juli yang lalu,” ujar Johnny.

Meski begitu, Menkominfo meminta masyarakat tetap waspada dan belajar dari pengalaman negara-negara di dunia yang mengalami lonjakan kasus akibat lalainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan.

“Meskipun menunjukkan perbaikan, peningkatan kasus masih bisa terjadi,” katanya.

Klaster Takjiah Sedayu

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman kembali merilis penambahan jumlah warga Sleman yang terpapar Covid-19 dari Klaster Takziah Sedayu, Bantul. Hingga kini tercatat 75 warga Sleman yang termasuk klaster ini.

Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama mengatakan jumlah warga Sleman yang masuk klaster Takziah Sedayu bertambah dari sebelumnya 69 kasus menjadi 75 kasus.

“Penambahan enam kasus tersebut merupakan hasil dari tracing yang dilakukan Puskesmas kepada kontak erat masing-masing pasien,” kata Cahya, Selasa (9/11/2021).

Dijelaskan, dari sejumlah kasus yang ditemukan tidak semua berstatus warga Sleman. Ada yang masih beralamat di Sleman tetapi tinggal di Sedayu Bantul. Misalnya, ada satu warga yang positif tercatat di Gamping, namun sebenarnya tinggal di Seyegan.

“Ada juga yang KTP-nya beralamat di Ngaglik, tetapi tinggal di Sedayu. Jadi di Ngaglik kosong tidak ada pasien klaster takziah,” jelasnya.

Dengan demikian, 75 pasien yang positif Covid-19 tersebut tersebar di enam Kecamatan (Kapanewon). Rinciannya, Kapanewon Gamping sebanyak 17 kasus, Godean 32 kasus, Minggir 6 kasus, Moyudan 12 kasus, Seyegan 7 kasus dan Depok 1 kasus. Sehingga total ada 75 kasus.

Diberitakan sebelumnya, penularan puluhan pasien tersebut berawal dari Klaster Takziah di Sedayu, Bantul sejak akhir Oktober lalu. Selain di Bantul, penularan kasus ini juga ditemukan di Sleman dan Kulonprogo.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan warga Sleman yang positif Covid-19 dari Klaster Takziah Sedayu ini selain siswa SMK juga orang tua siswa. Statusnya kebanyakan orang tanpa gejala (OTG). “Sudah ditracing semua. Yang positif sudah dikirim ke Isoter baik di Asrama Haji maupun Gemawang dan langsung ditangani.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Terlebih ia penerapan protokol kesehatan di masyarakat saat ini sudah mulai kendor saat status PPKM turun menjadi level 2.

Pemkab, katanya sudah meminta kepada para Panewu dan Lurah, untuk memantau setiap kegiatan sosial masyarakat di wilayahnya. Kegiatan-kegiatan yang mengundang kerumunan diminta lebih ketat lagi menerapkan protokol kesehatan. Ia menyoroti kegiatan sosial yang berpotensi menjadi penularan kasus Covid-19. (*)