Tim Disnakertrans Cek Kualitas Material Proyek Padat Karya

Tim Disnakertrans Cek Kualitas Material Proyek Padat Karya

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Tim dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bantul melakukan pengecekan material proyek padat karya, Jumat (11/11/2022).

Pengecekan meliputi kualitas, jumlah dan memastikan material telah sampai serta siap digunakan dalam proyek serentak yang dimulai Senin (14/11/2022).

“Untuk hari ini petugas kita bagi empat tim yang memantau dan memastikan material padat karya sudah sampai, sesuai jumlah dan kualitasnya,” kata Rumiyati M Hum, Kepala Bidang Penempatan Kerja, Perluasan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Bantul, kepada koranbernas.id.

Setiap tiga tim  melakukan cek masing-masing ke 15 lokasi dan satu tim ke 14 lokasi. Program padat karya APBD Perubahan Bantul 2022 ini terbagi 59 titik.

Kepala Disnakertrans Bantul, Istirul Widilastuti MPA, mengatakan program padat karya kembali digelar pada 14 November hingga 7 Desember 2022. Anggaran yang digunakan adalah APBD Perubahan Kabupaten Bantul 2022 dengan total Rp 5,9 miliar atau masing-masing titik dianggarkan Rp 100 juta.

Sebelumnya, di  Bantul juga sudah dilaksanakan padat karya pada awal tahun 2022. Saat itu total anggaran yang dikucurkan senilai Rp 30 miliar lebih yang bersumber dari  APBD Bantul dan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) APBD DIY.

Adapun untuk dana yang bersumber dari APBD Bantul Rp 9,4 miliar terbagi untuk 94 titik atau lokasi. Masing-masing titik dianggarkan Rp 100 juta. Sementara untuk BKK pada tahun 2022 ada 116 titik dengan masing-masing titik dianggarkan Rp 180 juta. Atau total yang didanai BKK sebesar Rp 20,6 miliar.

“Kita menggelar padat karya dalam APBD Perubahan sebagai tindak lanjut  surat  dari Kementerian Keuangan RI untuk memberikan  alokasi mengatasi dampak kenaikan BBM dengan cara penciptaan perluasan kerja melalui  program padat karya infrastruktur,” kata Istirul.

Padat karya, lanjut Istirul, menjadi bagian untuk membangkitkan ekonomi masyarakat di tengah situasi pandemi, ditambah dengan adanya kenaikan harga BBM.

Program Padat Karya berasal dari usulan masyarakat yang diverifikasi sesuai kebutuhan yang mendesak. Adapun jenis pekerjaan padat karya di antaranya pengerjaan jalan corblok,  jembatan lingkungan, talud, drainase dan irigasi.

"Jadi masyarakat selain mendapat dukungan infrastruktur, juga mendapatkan upah dan terjadi penyerapan tenaga kerja," katanya.

Upah atau disebut Hari Orang Kerja (HOK) untuk anggota kelompok Rp 70 ribu per hari, tukang Rp 80 ribu dan ketua kelompok Rp 90 ribu. Program dilaksanakan selama 21 hari dan dikerjakan satu kelompok terdiri 26 orang.

Istirul mengatakan, selain mendapatkan hasil dari pembangunan infrastruktur, padat karya merupakan salah satu program yang dapat membantu masyarakat dari sisi serapan tenaga kerja.

"Juga perputaran ekonomi diharapkan lebih meningkat di wilayah yang menjadi sasaran padat karya," katanya.

Sutrisno selaku Ketua Kelompok Padat Karya Dusun Sulang Patalan Jetis mengatakan, warga akan membuat drainase. “Material sudah kami terima, tinggal menunggu besi saja,” katanya.

Sebelum melakukan pengerjaan, warga akan melaksanakan gotong royong di lokasi sehari sebelum pelaksanaan proyek. Warga, lanjutnya, juga berswadaya untuk perluasan pembangunan di wilayah tersebut.

Berdasarkan pantauan di Ciren Triharjo Pandak yang akan digunakan untuk pembuatan corblok, terlihat material sudah tiba di lokasi beberapa hari lalu, yang dilaksanakan oleh CV Setia Budi Perkasa sebagai rekanan. (*)