Kalurahan Margoagung Sleman Jadi Desa Cinta Statistik

Saat ini kalurahan tidak hanya menjadi obyek pembangunan.

Kalurahan Margoagung Sleman Jadi Desa Cinta Statistik
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mencanangkan Kalurahan Margoagung sebagai Desa Cinta Statistik, Rabu (27/9/2023). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Wakil Bupati (Wabup) Sleman, Danang Maharsa, mencanangkan Kalurahan Margoagung, Kapanewon Seyegan sebagai Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) yang merupakan program Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rangka meningkatkan literasi statistik di wilayah kalurahan tersebut.

Pencanangan desa cantik dilakukan secara simbolis ditandai penandatanganan piagam pencanangan oleh Wakil Bupati Sleman dan Kepala BPS DIY, Rabu (27/9/2023), di Balai Kalurahan Margogung.

Wabup Danang memberikan dukungan penuh dan juga apresiasi terkait program desa cantik di kalurahan itu.

Menurutnya, saat ini kalurahan tidak hanya menjadi obyek pembangunan namun juga subyek yang terlibat dalam pembangunan. Salah satunya dengan menjalankan pemerintahan dan pembangunan berbasis data statistik yang valid.

ARTIKEL LAINNYA: Penyakit Tidak Menular di DIY Tertinggi di Indonesia, Ini Penyebabnya

"Data statistik yang akurat di tingkat kalurahan tentu akan membantu pemerintah daerah melaksanakan program sehingga dapat tepat sasaran," kata Danang.

Menurut Danang, seluruh program pemerintah daerah maupun pusat jika tidak diukung dengan data yang valid, dinilai tidak akan berjalan maksimal.

Berdasarkan hal tersebut, Danang berharap program desa cantik ini dapat menambah pemahaman kepada aparat kalurahan dan juga masyarakat sehingga mampu melakukan pengelolaan data statistik yang berkualitas (valid dan akurat).

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, mengatakan program desa cantik ini dilaksanakan setiap tahunnya. Tahun ini, pencanangan desa cantik di DIY dilakukan pada dua kabupaten yaitu Kulonprogo dan Sleman (Kalurahan Margoagung).

ARTIKEL LAINNYA: Suhadi Ketua Paguyuban Semar 2023-2028, Diminta Komitmen Membangun Gunungkidul

"Khusus untuk tahun 2023 ini hanya dua desa (dicanangkan), satu di Margoagung (Sleman), satu lagi di Kulonprogo, dengan tujuan meningkatkan literasi, pemahaman dari aparat kalurahannya kemudian juga masyarakatnya terkait kesadaran statistik," katanya.

Herum mengungkapkan selama ini data statistik di tingkat desa masih belum optimal. Dia mencontohkan, kebutuhan data di tingkat desa menjadi salah satu pertimbangan kebijakan baik di lembaga maupun di kementerian. Namun, data yang diterima oleh lembaga maupun kementerian masih belum maksimal.

"Selama ini, desa itu sering diminta data dari kementerian, lembaga, tapi desanya tidak punya datanya, jadi kurang memanfatkan secara optimal. Maka lewat desa cantik itu dibina, jadi data yang dikumpulkan bisa dibagi-pakaikan oleh semua OPD atau yang berkepentingan, dan ada standardisasinya data desa itu supaya antara desa satu dengan yang lainnya memiliki standar yang sama dan bisa dibandingkan," jelasnya. 

Herum juga mengatakan dalam memberikan pembinaan pengelolaan data statistik tingkat desa ini, terdapat tim atau yang disebut agen statistik yang merupakan tim di bawah binaan BPS. (*)