Penyakit Tidak Menular di DIY Tertinggi di Indonesia, Ini Penyebabnya

Makanlah buah apa adanya biarpun tomat satu.

Penyakit Tidak Menular di DIY Tertinggi di Indonesia, Ini Penyebabnya
Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, di hadapan peserta Sosialisasi Promotif Preventif PTM, Rabu (27/9/2023), di Balai Dusun Manggung Caturtunggal Depok Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Suasana ayem tentrem didukung fasilitas kesehatan yang merata membuat usia harapan hidup warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tertinggi di Indonesia, rata-rata mencapai 75 tahun. Tidak sedikit warga berusia 90 tahun atau 80 tahun masih terlihat sehat.

Namun realitanya, penyakit tidak menular (PTM) di provinsi ini juga berada pada peringkat tertinggi di Indonesia bahkan penderita penyakit jiwa terbanyak ada di DIY.

Ini terungkap saat berlangsung Sosialisasi Promotif Preventif Penyakit Tidak Menular (PTM) Daerah Terpilih melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Rabu (27/9/2023), di Balai Dusun Manggung - Graha Widya Padma Caturtunggal Depok Sleman.

Kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Poltekes Kemenkes Yogyakarta (Polkesyo) kali ini bekerja sama dengan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB Daerah Pemilihan (Dapil) DIY, H Sukamto SH.

Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, mengajak peserta sosialisasi bergembira bernyanyi bersama. (sholihul hadi/koranbernas.id)

“Penyakit tidak menular paling banyak memakan biaya kesehatan,” ungkap Dr Yuni Kusmiyati  S ST M PH, Wakil Direktur 1 Polkesyo, selaku narasumber kegiatan itu.

Setidaknya terdapat empat PTM yang paling banyak diderita warga yaitu jantung, diabetes, hipertensi dan stroke serta penyakit kanker. Keempatnya sering dijadikan, dalam tanda kutip, kambing hitam jika ada seseorang meninggal dunia tidak diketahui penyebabnya.

Selain itu, lanjut dia, penyakit jiwa di DIY juga menduduki peringkat tertinggi di Indonesia. Mungkin, orang Yogyakarta apabila punya masalah cukup dipendam saja.

Yuni pun mengajak peserta kegiatan itu untuk selalu berbahagia, menjaga kesehatan, istirahat cukup dan mengelola stres. “Sehat itu sesuatu yang indah dan hemat. Jika kita sakit, keluar banyak biaya. Sehat itu nikmatnya luar biasa,” ujarnya.

Direktur Polkesyo Dr Iswanto S Pd M Kes menyerahkan doorprize kepada peserta sosialisasi yang beruntung. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Dia menyarankan jangan takut melakukan cek kesehatan. Apabila penyakit terdeteksi lebih awal maka penanganannya  akan lebih mudah.

Sependapat, dokter Yuli dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman yang juga sebagai narasumber menyampaikan sehat itu sangat penting.

Tingginya angka penyakit tidak menular di DIY juga tidak lepas dari diabetes mellitus atau penyakit gula. Bahkan ada yang menyatakan diabetes mellitus adalah ibunya segala penyakit yang bisa menjadi cikal bakal munculnya komplikasi.

Sebagai upaya pencegahan, dokter Yuli menyarankan supaya banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan seperti yang terus dikampanyekan oleh anggota DPR RI Sukamto dalam berbagai pertemuan dengan masyarakat.

ARTIKEL LAINNYA: Daop 6 Yogyakarta Mempertahankan Tradisi Lomba Tarik Loko

Persoalannya, kata Yuli, anak-anak zaman sekarang susah makan sayur dan buah padahal sejatinya itulah yang tidak membikin obesitas alias kegemukan yang banyak dialami anak-anak dan remaja.

Sebaiknya, buah dan sayur dimakan lebih dulu sebelum nasi. “Itu trik bagi para ibu yang tidak ingin gemuk. Memang begitu caranya, tapi memang sulit ya berpindah dari zona nyaman,” ucapnya.

Sebagai narasumber penutup, Sukamto menegaskan harta dan kekayaan nomor satu adalah sehat. “Punya apapun, punya harta sundhul langit, jika tidak sehat maka tidak ada artinya,” kata dia.

Politisi senior PKB ini bercerita, sepekan silam dirinya mengikuti seminar yang diselenggarakan Kemenkes di Jakarta. Diketahui dari hasil survei nasional ternyata 40 persen warga Indonesia kurang makan sayur.

ARTIKEL LAINNYA: Bupati Klaten Melantik 67 Kades Terpilih

“Kita perlu introspeksi. Ya, mungkin kalau (nyuguh tamu) kurang menghormati kok ming sayur. Padahal sayur itu manfaatnya luar biasa bagi kesehatan,” kata Sukamto soal penyebab tingginya angka penyakit tidak menular.

Seperti dokter Yuni dan dokter Yuni, Sukamto juga menyarankan untuk banyak makan sayur dan buah. “Makanlah sayur sebanyak-banyaknya. Makanlah buah apa adanya biarpun tomat satu. Jangan kecilkan manfaat buah pepaya. Jika makan buah anggur kunyahlah beserta bijinya karena mengandung zat anti-kanker,” kata Sukamto.

Sosialisasi yang diikuti peserta berasal dari tokoh masyarakat, ibu-ibu PKK maupun generasi muda itu dimeriahkan pembagian doorprize berupa alat-alat elektronika maupun nyanyi bareng. Hadir pula dalam kesempatan itu jajaran Forkompimkap serta Plt Lurah Caturtunggal, Aminudin Aziz. (*)