JPPPM Muda Purworejo Gelar Kajian Self Healing ala Muslimah
Perempuan merupakan madrasah pertama bagi anak-anak.
KORAN BERNAS.ID, PURWOREJO -- Jam'iyyah Perempuan Pengasuh Pondok Pesantren dan Mubalighah (JPPPM) Muda Kabupaten Purworejo mengadakan halaqoh ilmiyah (kajian) berjudul Self Healing ala Muslimah Ketetapan Takdir dan Menjaga Amanah.
Acara yang berlangsung di Ganesha Convention Hall Purworejo, Minggu (10/11/2024) dan baru pertama kali digelar oleh JPPPM Muda Purworejo kali ini diikuti ratusan peserta dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Kami JPPPM khususnya di Kabupaten Purworejo yang berusia di bawah 40 tahun, untuk pertama kalinya menggelar halaqoh ilmiyah. Sebelumnya JPPPM Jam'iyah Diniyah Islamiyah antar pengasuh ponpes dan mubalighah untuk menyatukan visi ilmiah salafiah," kata Ning Vina Shoffiya Aqlina, Ketua JPPPM Muda Purworejo, di sela acara.
Ning Vina yang juga ketua panitia acara tersebut menjelaskan program tersebut untuk perempuan (muslimah) karena perempuan merupakan madrasah pertama bagi anak-anak.
Membangun bangsa
“Kami berikhtiar untuk membangun generasi yang berbangsa dan beragama Islami dengan baik," ujar pengasuh Ponpes Ma'unah, Plaosan, Baledono Purworejo itu seraya berharap kajian bisa berlanjut ke jilid dua, tiga dan jilid berikutnya.
Meskipun kajian yang sifatnya terbuka dan untuk umum tersebut baru pertama kali digelar namun antusias peserta luar biasa. "Dari awal kami memberikan kuota 500 peserta, namun antusiasme peserta luar biasa, sehingga lebih 750 peserta. Bahkan hari ini banyak yang mendaftarkan diri, mengingat keterbatasan tempat dan konsumsi, kami membatasi peserta," kata putri dari Pengasuh Ponpes Ma'unah Baledono Purworejo itu.
Ning Vina menambahkan peserta terdiri dari kalangan umum, para ibu nyai dan mubalighah dari Jateng dan DIY seperti Cilacap, Magelang, Kebumen.
Pengisi materi adalah Syarifah Sania Al Muthohhar (alumni Daruz Zahra Tarim Yaman). "Syarifah adalah selebgram dan populer di kalangan muda, penyampaiannya bahasa mudah diterima kalangan muda. Banyak peserta yang antusias ingin mendengarkan materi yang disampaikan," ujar Ning Vina.
Kondisi saat ini
Adapun pemilihan tema didasarkan dengan kondisi saat ini di mana banyak anak muda seperti menyesali takdir, lalu putus asa bahkan ada yang sampai nekat bunuh diri.
"Nah bagaimana cara kita menyembuhkan hati kita, dengan takdir yang tidak sesuai ekspektasi, mensyukuri takdir adalah cara terbaik, sebagai muslimah kita juga harus menjaga amanah sebagai perempuan," terangnya.
Menurut Ning Vina, kegiatan kali ini memang steril bagi kaum laki-laki, alias selain perempuan tidak diizinkan masuk. Kegiatan itu juga bukan sekadar pengajian biasa tetapi semacam talk show berisi tanya jawab atau dialog dua arah.
Panitia menyediakan doorprize untuk menambah meriah suasana. "Kami sediakan 20 doorprize untuk seluruh peserta yang aktif," kata dia.
Mencari ilmu
Diharapkan dengan kegiatan ini peserta bisa menularkan pengalaman dan ilmu yang diperoleh kepada para muslimah di luar sana, sehingga bisa lebih semangat mencari ilmu.
"Sekali lagi, karena kita itu madrasah pertama untuk anak-anak kita, sebagai muslimah juga harus mensyukuri takdir yang ada, caranya ya menjaga amanah sebagai perempuan," tandasnya. (*)