Jogja Republik Onthel #3, Upaya Mengembalikan Yogyakarta Kota Sepeda
Sepeda pilihan yang tepat untuk menjadikan kota masa depan ramah lingkungan.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Sejak program Sego Segawe (Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe) diluncurkan pada era kepemimpinan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto, pelan namun pasti program tersebut nyaris tidak terdengar lagi. Padahal Yogyakarta sejak dulu identik dengan sepeda hingga dijuluki Kota Sepeda.
Berangkat dari keprihatinan itu sejumlah pihak berupaya menghidupkan lagi sepeda untuk aktivitas sehari-hari salah satunya melalui gelaran Jogja Republik Onthel #3. Event bertema Palawija kali ini akan dipusatkan di Stadion Kridosono Yogyakarta, 14-15 Oktober 2023.
“Sego Segawe yang dibangun oleh walikota Herry Zudianto tidak diteruskan oleh pejabat berikutnya. Padahal konsep itu sangat futuristik. Sepeda pilihan yang tepat untuk menjadikan kota masa depan ramah lingkungan. Di Malioboro dan sejumlah hotel pernah ada sewa sepeda, nggak tahu sekarang masih ada atau tidak,” ungkap Ong Heri Wahyu, Penasihat JRO (Jogja Republik Onthel).
Saat konferensi pers di Hotel Neo Malioboro - Neo Sky Lounge Jalan Pasar Kembang Yogyakarta, Kamis (12/10/2023), Ong tidak menyangkal minimnya aktivitas pesepeda bisa membuat Yogyakarta kehilangan ruhnya. Apalagi sejumlah fasilitas pesepeda yang dulu telah dibangun sekarang ini hilang.
ARTIKEL LAINNYA: Pameran Seni Rupa FKY 2023, Halaman Rumah Simbol Ketahanan Pangan
Contoh, tempat parkir sepeda sudah jarang terlihat. Kemudian, ruang bagi pesepeda di lampu merah hampir pasti kosong tanpa sepeda namun uniknya pengendara sepeda motor sadar dan patuh memasuki garis itu saat menunggu lampu menyala hijau.
Belum lagi jalur hijau sepeda sepertinya tidak dikenal lagi akibat regulasi yang tidak pasti. “Sepeda sering tidak dianggap. Nggak tahu apakah ada perubahan mentalitas dan teknologi, kayaknya sepeda mau diabaikan,” ucapnya.
Presiden JRO, Muntowil, menambahkan event dua tahunan ini diharapkan mampu membangkitkan semangat warga Yogyakarta khususnya jajaran pemerintah supaya peduli lagi dengan pesepeda yang memiliki hak yang sama di jalan raya.
Dia mengakui, Jogja Republik Onthel sempat vakum karena situasi dan kondisi. Tahun ini digelar lagi untuk mengobati rasa kangen para onthelis serta menguatkan rasa persaudaraan dan silaturahim di antara onthelis nusantara.
ARTIKEL LAINNYA: Merangkum Dinamika Budaya Indis dan Jawa di Kotabaru
Lebih lanjut Muntowil menjelaskan sejumlah agenda JRO #3 sudah dipersiapkan seperti Kirab Sepeda Onthel, Pasar Klithikan dan Pasar Kuliner, Panggung Hiburan, Extra Game dan pemberian piagam Sego Segawe.
Nominasi penerima piagam itu sudah ditentukan oleh panitia. “Ada tiga orang penerima Piagam Sego Segawe,” ungkapnya.
Pertama, Muhammad Sholeh yang setiap hari bekerja sebagai loper koran dan mengendari sepeda. Kedua, Sudilah yang kesehariannya sebagai buruh gendong di Pasar Beringharjo dan masih mengendarai sepeda untuk berangkat dan pulang kerja.
Ketiga, Juli Arna Tri Sundari, seorang pelajar yang masih setia dengan sepeda untuk perjalanan ke sekolahnya.
Muntowil maupun Ketua Panitia H Iman Syah serta Sekretaris Panitia, Bagus Satrio, menambahkan pada acara tersebut panitia juga membagikan bibit pohon kepada masyarakat.
ARTIKEL LAINNYA: Tak Terbatas Kertas dan Tinta, Komik Indonesia Bangkit Lagi
“Ini adalah bagian dari tanggung jawab bersama dan sebagai contoh kepada masyarakat agar peduli terhadap lingkungan dengan melakukan penghijauan dimulai dari lingkungan sekitar,” kata Muntowil.
Ditargetkan event JRO #3 ini diikuti kurang lebih 2.000 onthelis tergabung dalam wadah Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) seperti Kosti Pusat Jakarta, Kosti Sumatera, Kosti Kalimantan, Kosti Sulawesi, Kosti Jabar, Kosti Jateng, Kosti Jatim dan Kosti dari Bali.
Tujuannya selain mempromosikan pariwisata Yogyakarta juga dalam rangka mengkampanyekan kembali gerakan bersepeda beserta fasilitas pendukungnya yang tertuang dalam Deklarasi Jogja Republik Onthel serta mengembalikan Yogyakarta sebagai Kota Sepeda.
Menariknya, sejumlah peserta antara lain dari Banyuwangi, Cirebon, Solo, Kendal, Purworejo, ingin berangkat dari kotanya masing-masing menuju Yogyakarta dengan mengayuh sepedanya. (*)