Jangan Mudah Tergoda, Pesan Wamen ATR/Waka BPN Ossy Dermawan untuk Taruna STPN
Konflik pertanahan memang tidak serta merta selesai dengan cara administrasi melainkan juga perlu pendekatan sosiologi.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN), Ossy Dermawan, mengisi kuliah umum di kampus Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta di Gamping Sleman, Jumat (9/5/2025).
Di hadapan tidak kurang 600 Taruna dan Taruni program D4 serta para alumni yang rata-rata saat ini menjabat di pemerintahan, Ossy memberikan tujuh pesan khusus untuk para calon ahli pertanahan tersebut.
"Pertama, pertanahan bukan sekadar administrasi. Tanah adalah sumber kehidupan dan kemakmuran rakyat. Ada harapan dan hak seseorang. Kalian bukan sekadar menjadi teknokrat tapi juga penjaga keadilan," ujarnya.
Spontan, pada kegiatan Temu Tokoh dan Kuliah Umum bertema Peningkatan Kualitas SDM untuk Mendukung Program Strategis Kementerian ATR/BPN itu, Wamen Ossy lantas meminta mereka apakah bersedia melaksanakannya.
Wamen ATR/Waka BPN, Ossy Dermawan, bersama dosen-dosen STPN Yogyakarta usai mengisi kuliah umum. (sholihul hadi/koranbernas.id)
"Sanggup?" ujarnya.
"Sanggup..." Taruna dan Taruni kompak menyatakan kesediaannya.
Kedua, lanjut dia, Taruna dan Taruni harus mampu menjadi seorang yang profesional. Artinya, bukan sekadar menjadi birokrat mengingat negara sekarang ini sedang membutuhkan ahli-ahli pertanahan.
Konsekuensinya, mereka harus memiliki karakter yang kuat. "Jangan mudah tergoda, kalian harus punya prinsip dan integritas," katanya.
Dengan gaya khasnya sebagai seorang yang berlatar belakang militer, lulusan terbaik akademi militer Amerika Serikat (AS) dan pernah bertugas di Lebanon itu juga meminta para Taruna dan Taruni STPN agar menguasai teknologi.
Sejumlah Taruna dan Taruni STPN Yogyakarta foto bersama Wamen ATR/Waka BPN, Ossy Dermawan. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Namun demikian, lanjutnya, pada sisi lain mereka juga harus tetap menjaga hati nurani. Pada era digital saat ini memang teknologi sangat membantu namun tidak bisa menggantikan empati, keberpihakan dan rasa keadilan.
Tak lupa Wamen Ossy juga berpesan supaya tidak takut turun lapangan. "Di sana tugas suci dan mulia kalian dimulai. Kita bisa berbaur dan ngobrol dengan masyarakat dan itu akan membuka hati kalian tidak kering dalam menghadapi tugas," pesannya.
Dia mengakui, konflik pertanahan memang tidak serta merta selesai dengan cara administrasi melainkan juga perlu pendekatan sosiologi. Di sinilah mereka berperan sebagai penengah yang andal karena salah satu tugas ahli pertanahan adalah mediasi.
Sebagai calon-calon pemimpin, sudah semestinya lulusan STPN Yogyakarta menjadi bagian dari sejarah perubahan.
Wamen ATR/Waka BPN, Ossy Dermawan, didampingi Ketua STPN Yogyakarta Sri Yanti Achmad menyampaikan keterangan pers. (sholihul hadi/koranbernas.id)
"Yakinlah pekerjaan kalian akan menjadi bagian dari sejarah pembangunan bangsa dan negara. Kalian patut berbangga karena ikut memberi kontribusi," ujarnya seraya berpesan jangan sekali-kali melupakan almamater yang telah membesarkannya.
Dalam kesempatan itu, Ketua STPN Yogyakarta Dr Sri Yanti Achmad A Ptnh SH M Kn memberikan apresiasi atas kehadiran Wamen ATR/Waka BPN, Ossy Dermawan, yang memberikan pembekalan kepada Taruna dan Taruni.
Sebelumnya, Ossy Dermawan juga mengikuti kegiatan apel sekaligus memberikan pujian atas penampilan Marching Band Gema Taruna Bhumi. Permainannya berkelas nasional. (*)