Jalan Tol Jogja - Solo Jangan Gunakan TKA Asal Tiongkok

Jalan Tol Jogja - Solo Jangan Gunakan TKA Asal Tiongkok

KORANBERNAS.ID, SLEMAN  -- Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji, melontarkan permohonan kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) agar pengerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN) jalan tol Jogja-Solo dapat menyerap tenaga kerja lokal sebanyak-banyaknya.

Sekda bahkan mengungkapkan permintaan yang sedikit satire agar pelaksana proyek jalan tol tak perlu mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok.

“Tentu nanti, Pak, pada saat jalan tol ini mulai dilaksanakan, saya mohon tidak perlu mengundang tenaga kerja dari China, Pak. Cukup mengerahkan teman-teman di DIY, khususnya yang di Sleman ini, dan saya kira mereka bisa menjadi tenaga kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing,” katanya.

Baskara Aji ketika memberikan sambutan, Rabu (19/8/2020), pada acara pemasangan patok trase perdana jalan tol Jogja-Solo mengatakan, pada masa pandemi saat ini dengan meningkatnya angka pengangguran, adanya PSN di DIY seperti pembangunan jalan tol, jangan sampai tidak memberikan manfaat bagi warga DIY sendiri.

“Apalagi kita bicara di masa pandemi Covid-19 yang kapan akan berakhir, kita belum tahu, kami berharap dapat memberi dampak ekonomi yang cukup baik bagi keluarga-keluarga yang ada di DIY,” kata dia.

PSN Jalan Tol Jogja - Solo dimulai dengan pemasangan patok perdana untuk jalur Kulonprogo dan Sleman. Pemasangan patok trase tol Jogja - Solo seksi pertama ini dilakukan di Jogja Airport Resto yang nantinya juga akan terdampak pembangunan jalan tol tersebut.

Biaya Rp 6 triliun

Jalan tol sepanjang 96,5 km yang menghubungkan Jawa Tengah dan DIY itu sekitar 60 persen berada di wilayah Yogyakarta. “Harapan kita, (jalan tol) ini akan memberikan hal yang bisa dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran,” ungkap mantan Kadisdikpora DIY itu.

Seksi pertama Jalan Tol Jogja - Solo ini akan menelan biaya Rp 6,2 triliun, dan sekitar Rp 1,9 triliun di antaranya digunakan untuk pembebasan lahan milik warga.

Bupati Sleman Sri Purnomo berharap masyarakat yang menerima ganti untung dapat mengelola uang yang diterima dengan baik untuk kepentingan produktif.

“Supaya nanti hasil pembebasan tanah itu digunakan untuk kepentingan yang produktif, bukan hal-hal yang konsumtif. Dan yang namanya jalan tol akan membawa dampak pertumbuhan ekonomi semakin bagus,” ujarnya.

Pembangunan jalan tol Jogja - Solo nantinya akan menggusur 3.006 bidang tanah seluas sekitar 177,5 hektar yang berdampak pada 2.978 warga baik di Jawa Tengah dan DIY.

“Kalau belum perlu lebih baik jangan digunakan dulu, atau bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang produktif. Bisa juga untuk mencari lahan pengganti dengan dana tersebut,” tandas Sri Purnomo.

Badan Pertanahan Nasional (BPN) siap melakukan pengukuran dan pematokan selama satu bulan hingga awal Oktober mendatang, sebelum warga menerima ganti untung pembebasan tanah. (ros)