Ibu Rumah Tangga Mengeluh, Perlu Langkah Cepat Antisipasi Lonjakan Harga Pangan
Sangat mungkin harga ini berbeda pada setiap pasar dan masih berpotensi naik lagi.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Sudah sebulan terakhir harga komoditas pangan khususnya beras mengalami kenaikan tajam. Warga masyarakat khususnya ibu rumah tangga mulai mengeluhkan kenaikan ini.
“Hasil pemantauan di lapangan pagi ini, harga beras kualitas medium naik sekitar Rp 50 sampai Rp100 per kg dari harga dua hari lalu,” ujar Adndriana Wulandara, Ketua Komisi B DPRD DIY saat konferensi pers di DPRD DIY, Kamis (14/9/2023).
Memang, pemerintah pusat sudah berupaya mengantisipasi termasuk menambah impor. Ini karena beras menjadi kebutuhan pokok dan rentan politisasi. “Pemerintah, termasuk pemda DIY perlu sat-set, langkah cepat mengantisipasinya,” tandasnya.
Tercatat pada September 2022 harga beras medium sekitar Rp 11 ribu per kg. Bulan ini, beras dengan kualitas yang sama harganya sudah mencapai Rp 13.500 per kg.
ARTIKEL LAINNYA: Perum Bulog Siap Menggelar Operasi Pasar di 17 Kapanewon
“Sangat mungkin harga ini berbeda pada setiap pasar dan masih berpotensi naik lagi. Tentu hal ini menjadi beban masyarakat,” kata Andriana.
Politisi PDI Perjuangan yang akrab dipanggil Ndari ini menjelaskan pihaknya sudah melakukan pemantauan lapangan di beberapa pedagang beras di Yogyakarta.
“Ditemukan memang ada kenaikan harga beras pada semua jenis, baik yang kualitas medium maupun premium. Meskipun harga naik, dari sisi persedian terpantau masih aman dan cukup sehingga tidak perlu ada kepanikan,” tandasnya.
Dia berharap harga beras ini segera kembali ke posisi normal agar tidak menjadi beban baru bagi masyarakat. Karena ini masuk tahun politik, kenaikan harga ini juga sangat mungkin akan dipolitisasi.
ARTIKEL LAINNYA: Resmikan Talud Hasil Padat Karya, Bupati Berharap Dapat Tingkatkan Kesejahteraan
Padahal, kata dia, kenaikan harga itu disebabkan oleh banyak faktor termasuk dampak el nino dan kebijakan berbagai negara yang selama ini menjadi eksporter membatasi untuk cadangan pangan domestiknya.
Ndari mengusulkan beberapa langkah jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang untuk mengatasi permasalahan harga pangan ini.
Dalam jangka pendek, kata dia, jika dipandang perlu Pemda DIY bersama kabupaten dan kota segera melakukan operasi pasar dengan sasaran yang teridentifikasi sehingga tepat sasaran. Hal ini akan melengkapi program bansos pemerintah pusat berupa subsidi beras pada keluarga kurang mampu.
Jangka menengah berupa penguatan kapasitas produksi padi oleh petani DIY perlu ditingkatkan. Perbaikan infrastruktur pertanian menjadi prioritas. Selain itu, stimulus dan edukasi pupuk ramah lingkungan sangat penting karena komponen biaya pertanian yang cukup tinggi selain upah tenaga kerja juga biaya pupuk.
ARTIKEL LAINNYA: Tak Perlu Impor, Bupati Meresmikan Bangunan Olahan Pakan Ternak Mandiri
Dalam jangka panjang, lanjut dia, program kemandirian pangan diwujudkan secara berkelanjutan. Pendekatan budaya, seperti pengembangan Lumbung Mataraman, menjadi salah satu model untuk kemandirian pangan.
“Perlu kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi yang memiliki inovasi pertanian,” kata dia. (*)