Hati-hati Bila Melihat Nyamuk, Bisa Jadi Ablasia Retina

Hati-hati Bila Melihat Nyamuk, Bisa Jadi Ablasia Retina

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Kasus ablasia retina atau lepasnya retina dari jaringan belakang bola mata masih cukup tinggi terjadi di dunia, termasuk di Indonesia. Di negara-negara Eropa misalnya, kasus ablasia retina mencapai sekitar 5 sampai 10 persen dari total penyakit mata.

"Angka yang lebih tinggi bisa ditemukan di Indonesia," ujar Waldensius Girsang usai dikukuhkan sebagai doktor oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) di kampus setemat, Senin (3/2/2020).

Yang membedakannya, sebagian besar masyarakat Eropa sudah menyadari gejala ablasia retina dan langsung memeriksakannya ke dokter. Sedangkan di Indonesia, masyarakat masih belum cukup kesadaran untuk memeriksakan matanya. Baru setelah penyakitnya parah, mereka datang ke dokter.

Padahal gejala awal bisa dideteksi. Misalnya seperti merasa melihat nyamuk di sekitarnya padahal tidak ada.

"Kemudian seperti ada kilat-kilat. Sebaiknya ketika mengalami gejala awal segera diperiksa,” ungkapnya.

Untuk mengatasi gangguan penglihatan ini, ophthalmologist dari Jakarta Eye Center (JEC) itu mengembangkan metode baru operasi ablasia retina. Metode ini dikerjakan dengan cara memotong retina secara radial dari yang sebelumnya secara melintang.

Metode ini berbeda dari pemotongan dengan radial selama ini dilakukan. Selain itu tidak lagi mengunakan minyak silikon dalam penempelan retina.

Metode baru itu hanya perlu memakai gas tanpa silikom. Secara berangsur waktu gas tersebut akan terserap hilang.

Sebab bila penempelan retina dengan memakai silikon maka dapat menimbulkan komplikasi yang tidak diinginkan di dalam mata. Sehingga berdampak pada kesehatan mata akan kembali menurun.

Silikon ini juga harus dilepas saat 6 bulan pasacaoperasi. Jadi harus melakukan dua kali operasi. Sedangkan memakai gas, cukup satu kali operasi dan menghemat pembiayaan.

“Cukup memakai gas. Gas ini akan terserap sendiri dan habis. Penanganan menggunakan metode baru ini membuat hasil lebih maksimal, murah, dan lebih baik," jelasnya.(yve)