Harusnya Saling Bantu, Warga Jangan Tolak OTG
KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Pandemi Covid-19 yang melanda dunia juga Indonesia, hingga saat sekarang belum berakhir. Kabupaten Purworejo pun masih dalam kondisi yang memprihatinkan dengan adanya penambahan pasien Covid-19, termasuk dari Orang Tanpa Gejala (OTG).
Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti, Jumat (28/8/202) mengingatkan masyarakat untuk tidak menolak OTG di lingkungannya. OTG dikategorikan orang sehat namun terdeteksi positif Covid-19. Namun bukan berarti ketika ada warga yang OTG, mereka dikucilkan atau bahkan ditolak ketika pulang ke kampungnya.
“Ini yang perlu terus diberikan pemahaman kepada warga, maupun kepada OTG sendiri. Jika terjadi penolakan, tentu warga OTG ini yang telah membawa virus Covid akan semakin menyebar kemana-mana virusnya menulari orang lain,” tutur Yuli usai bimbingan teknis (Bimtek) pengelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Aula Kecamatan Purwodadi.
Yuli Hastuti didampingi Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinpermades) Anas Naryadi, Camat Purwodadi, Camat Bagelen, dan Camat Ngombol.
Sementara pasien OTG juga harus menyadari untuk tetap berada dirumah isolasi mandiri. Mereka tidak boleh bepergian karena membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
“Seperti yang baru-baru ini terjadi, adanya OTG yang pulang, karena tidak diterima lingkungannya, kemudian pergi ketempat umum yang banyak bertemu orang. Akhirnya OTG ini harus dievakuasi paksa oleh petugas dengan menggunakan pakaian APD lengkap,” jelasnya.
Kejadian tersebut jangan terulang kembali. Namun jika ada kejadian seperti itu, segeralah lapor kepada Kepala Desa dan Camat untuk mengambil langkah yang tepat menyelamatkan semuanya sehingga tidak ada yang dirugikan.
“Termasuk saya minta agar program jogo tonggo dan kepedulian warga masyarakat untuk bergotong royong dapat lebih digalakkan Kembali,” harapnya.
Yuli Hastuti mengaku tidak akan bosan dan akan terus menerus mensosialisasikan kepada semua masyarakat Purworejo, menerapkan protokol kesehatan. Yakni menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, dan tidak bersentuhan secara fisik atau tidak bersalaman.
Terkait bumdes, program itu diharapkan terus dimaksimalkan untuk kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakat. Jadikanlan Bimtek ini sebagai ajang untuk saling saring yang akan dapat diterapkan sesuai potensi masing-masing desa, dan juga tetap menjalin komunikasi antar Bumdes.
Anas Naryadi dalam laporannya menjelaskan, desa harus betul-betul memiliki badan usaha yang dikelola untuk kesejahteraan desa dan masyarakat. Tetapi jangan diam saja, harus ada aktifitas. Sumber dananya dari dana DD, APBD provinsi dan pusat. Dengan adanya covid-19, pemerintah pusat mengadakan uji coba Bumdes untuk menyuplai sembako. Salah satunya Kabupaten Purworejo yang mendapatkan kesempatan uji coba yakni 185 bumdes sabagai penyedia semabko.
“Alhamdulilah dapat berjalan lancar. Bagi Bumdes yang lain monggo untuk bisa mengajukan tetapi harus dengan persayaratan Bumdes sudah berjalan dengan baik, jelasnya.(yve)