Dilema Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi

Dilema Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi

PENYEBARAN Corona Virus Disease 2019 (Covid - 19) telah membuat semua lini kehidupan menjadi berubah total, termasuk juga dalam dunia pendidikan. Di Indonesia, untuk mencegah penyebaran Virus Corona (Covid - 19), pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa hal di antaranya seperti pembatasan suatu wilayah secara ketat atau lockdown dan pembatasan fisik sosial atau physical distancing. Dengan adanya lockdown dan physical distancing ini, masyarakat diharapkan untuk beraktifitas dan melakukan segala kegiatannya di dalam rumah atau dari rumah saja.

Hal ini juga berlaku di perguruan tinggi. Semua kampus diliburkan, akan tetapi proses pembelajaran tetap dilakukan. Pembelajaran di perguruan tinggi dilaksanakan dengan cara online atau pembelajaran daring. Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa melalui tatap muka langsung antara dosen dan mahasiswa tetapi dilakukan dengan online menggunakan media dan jaringan internet. Penerapan pembelajaran daring ini dilaksanakan sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid - 19).

Pembelajaran daring dapat dilakukan dengan memanfaatkan banyak sekali aplikasi seperti, etmodo, zoom, jitsi, whatsapp group, facebook live streaming, youtube live streaming, instagram live streaming, dan sebagainya. Meskipun begitu, pembelajaran daring di perguruan tinggi sangat bergantung pada koneksi jaringan internet yang menjadi penghubung antara perangkat dosen dan mahasiswa. Dalam hal ini koneksi jaringan internet sangat berpengaruh dalam pembelajaran ini, jika jaringan internet tidak memadai/mengalami kendala maka dosen dan mahasiswa akan menjadi lebih sulit dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Meskipun pembelajaran daring menjadi tawaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, namun menjadi kendala juga sebab dosen dan mahasiswa yang selama ini terbiasa melaksanakan pembelajaran tatap muka harus menyesuaikan diri dengan pembelajaran secara online. Mereka dituntut harus menguasai media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran dan notabene sebagian dari mereka belum menguasai serta mengoperasikan perangkat pembelajaran. Selain itu dosen juga harus menyesuaikan materi yang cocok dengan aplikasi yang akan digunakan. Keserasian antara materi dan aplikasi sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran; sebab jika tidak ada kecocokan antara materi dan aplikasi, maka dosen dan mahasiswa akan sangat kesulitan untuk menyampaikan dan menerima materi dalam proses pembelajaran.

Seiring dengan berjalannya penerapan pembelajaran daring dengan segala kendala yang dihadapi, maka seringkali terjadi proses perubahan sistem perkuliahan yang pada awalnya pembelajaran daring akan menjadi tugas daring. Artinya bahwa dalam proses pembelajaran dosen seringkali menjejali mahasiwa dengan tugas – tugas, yang mana tugas tersebut di luar dari rancangan pembelajaran yang sebelumnya telah disusun sedemikian rupa. Di satu sisi, mahasiswa juga tidak terlalu serius dalam mengikuti proses pembelajaran secara online, hal ini sangat dikuwatirkan sebab jangan sampai apa yang disampaikan dalam pembelajaran daring tidak dipahami secara utuh, sehingga jangan sampai pembelajaran daring ini terkesan asal ikut saja tanpa memahami materi yang disampaikan oleh dosen dalam pembelajaran daring. *

Adrianus Alam Leumara

Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.