Di Masa Lalu, Hanya Warga Belanda yang Jadi Korban Gempa

Di Masa Lalu, Hanya Warga Belanda yang Jadi Korban Gempa

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Wilayah Kabupaten Klaten merupakan daerah rawan bencana gempa.Mmasyarakat harus memahami, mulai dari bagaimana bencana itu terjadi hingga masyarakat bisa hidup berdampingan dengan gempa.

“Hingga saat ini belum ada EWS (Early Warning System) untuk bencana gempa bumi. Meskipun sudah diketahui zona patahannya tapi kita tidak bisa memprediksi di mana titik patahannya,” kata Didit Hadi Barianto MSi, pakar Geologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pada Sosialisasi Potensi Ancaman dan Mitigasi Bencana Gempa Bumi di Pendopo Pemkab Klaten, Selasa (7/6/2022).

Maka dari itu yang perlu ditekankan adalah bagaimana menyikapi bencana ini sehingga bisa melakukan mitigasi untuk mengurangi risiko.

Didit yang juga menjabat Kepala stasiun lapangan Geologi Prof R Soeroso Hadiprawiro di Kecamatan Bayat Klaten ini menyampaikan pentingnya edukasi terkait bencana gempa bumi kepada masyarakat.

Dijelaskan, bencana gempa bumi berbeda dengan bencana lainnya seperti erupsi gunung berapi, banjir hingga angin ribut. Bencana gempa bumi sejatinya tidak berdampak langsung kepada manusia, apalagi kehilangan nyawa. Namun yang perlu diwaspadai adalah dampak dari bencana itu.

"Jika melihat dari catatan sejarah gempa besar di Pulau Jawa, korban dari bencana gempa bumi terbesar terjadi tahun 2006, gempa di Jogja karena banyak yang tertimpa bangunan yang roboh,” jelasnya.

Di masa lalu, hanya warga Belanda yang menjadi korban gempa bumi karena pada masa itu hanya mereka yang mampu membangun rumah dengan dinding batu bata. “Sementara pribumi dengan kearifan lokalnya justru aman dari gempa," terang Didit.

Kegiatan yang diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten itu diikuti peserta dari berbagai unsur masyarakat secara daring dan luring.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Klaten, Endang Hadiati, menjelaskan kegiatan tersebut untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi.

"Tujuan utama kegiatan ini bagaimana mengurangi risiko bencana bagi masyarakat dan memberikan pemahaman bencana gempa bumi," kata Endang.

Sedangkan tindak lanjut dari kegiatan tersebut kata dia, penetapan zonasi daerah rawan gempa di Kabupaten Klaten. Selain itu, kegiatan tersebut juga dimaksudkan sebagai penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam mengelola sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal. (*)