Hari Kunjung Perpustakaan: Bukan Seremonial

Hari Kunjung Perpustakaan: Bukan Seremonial

SETIAP tanggal 14 September diperingati sebagai hari kunjung perpustakaan dan bulan Gemar Membaca Nasional. Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan ini dicanangkan 26 tahun yang lalu (14 September 1995) oleh Presiden Soeharto, dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya  tahun ini pun peringatan hari kunjung perpustakaan sangat meriah. Perpustakaan Nasional hingga perpustakaan desa, perpustakaan perguruan tinggi sampai perpustakaan sekolah dasar semuanya menyambut gembira. Penuh kegiatan di masing-masing perpustakaan. Hiruk pikuk peringatan hari kunjung ini menghiasi berbagai media sosial. WA Grup, facebook, Instagram dan lain-lain semuanya ada ajakan dan berita peringatan hari kunjung perpustakaan.

Berbagai agenda kegiatan kepustakawanan diselenggarakan bertepatan dengan peringatan hari kunjung perpustakan. Webinar, workshop, pengumuman pemenang lomba perpustakaan hingga peluncuran buku dilaksanakan pada saat tanggal 14 September.

Tidak ada yang salah dalam peringatan hari kunjung ini. Memang tujuan peringatan hari kunjung perpustakaan adalah untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke perpustakaan. Tentu saja tidak sekadar kunjungan namun pemanfaatan layanan perpustakaan ini yang lebih penting. Kunjungan dan pemanfaatan perpustakaan akan meningkat jika perpustakaan mampu menjadi tempat yang layak untuk dikunjungi dan dimanfaatkan jasanya.

Peningkatan Unsur-unsur Perpustakaan

Menurut Undang-undang RI Nomor 43 tahun 2007 Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Definisi atau pengertian perpustakaan ini mengandung makna, bahwa perpustakaan itu terdiri dari berbagai hal seperti pengelola, koleksi (karya cetak, karya rekam, karya tulis), sistem pengelolaan, dan berbagai layanan untuk pemustaka. Berbagai referensi juga menyebutkan bahwa perpustakaan memiliki unsur-unsur antara lain koleksi, sumber daya manusia, sistem pengelolaan, anggaran, pelanggan atau pemustaka dan layanan.

Oleh karena itu peringatan hari kunjung perpustakaan setiap tahun ini harus disertai dengan peningkatan unsur-unsur perpustakaan yang tersirat dalam undang-undang perpustakaan dan referensi yang ada.

Koleksi perpustakaan yang lengkap itu relatif. Pemustaka yang terpenuhi kebutuhan koleksinya akan mengatakan bahwa perpustakaan tersebut lengkap koleksinya. Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu koleksi perpustakaan yang semakin banyak jumlah dan jenisnya tentu semakin baik. Akan ada banyak pilihan koleksi atau informasi bagi pemustaka. Pada era sekarang ini, koleksi perpustakaan tidak harus berbentuk koleksi fisik. Sudah umum jika koleksi perpustakaan berupa e-book, e-jurnal dankoleksi digital lainnya. Dengan demikian tidak perlu khawatir bahwa ruang perpustakaan akan cepat penuh jika koleksinya semakin banyak.

Sistem pengelolaan yang sesuai standar nasional tentu akan memudahkan pengelola dan pemustaka. Sistem pengelolaan ini termasuk bagaimana cara mengolah koleksi, memberikan kode atau nomor klasifikasi, sistem pengerakan dan sebagainya. Secara sederhana, pengolahan bahan perpustakaan itu bertujuan untuk mempermudah pelayanan koleksi. Sehingga pustakawan dan pemustaka mudah dan cepat menemukan koleksi yang dimaksud. Pengelola perpustakaan terdiri dari pustakawan dan non pustakawan. Seluruh pengelola hendaknya senantiasa bersikap ramah dan menyenangkan. Melayani dengan cinta dan hati. Sabar menghadapi berbagai macam pemustaka. Apalagi jika perpustakaan kita adalah perpustakaan umum. Artinya siapa pun dapat datang berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan. Pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan umum pasti lebih beragam dibandingkan dengan perpustakaan sekolah dan perpustakaan perguruan tinggi. Sikap pengelola perpustakaan memiliki andil yang cukup besar terhadap kunjungan ke perpustakaan.

Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah jenis-jenis layanan yang ada. Semakin banyak jenis layanan yang dapat dimanfaatkan, maka akan perpustakaan makin menarik untuk dikunjungi. Tentu saja jenis layanan ini dibuat berdasarkan analisa kebutuhan pemustaka, bukan sekadar rasa senang dan keinginan pustakawan atau pengelola. Jika perlu lakukan survei terkait kebutuhan pemustaka yang dapat dipenuhi oleh perpustakaan kita.

Beberapa hal itulah yang harus selalu ditingkatkan, seiring peringatan hari kunjung perpustakaan. Sehingga tingkat kunjungan ke perpustakaan akan meningkat baik ada peringatan hari kunjung maupun tidak ada peringatan. Namun demikian, peringatan yang sudah menjadi tradisi ini tetap perlu dilakukan dan disertai usaha-usaha peningkatan layanan perpustakaan. Harapannya bahwa peringatan hari kunjung perpustakaan yang selalu meriah itu tidak sekadar menjadi seremonial saja. Bukan sekadar rutinitas belaka. Akhirnya Selamat Hari Kunjung Perpustakaan. Salam Literasi! Ayo membaca ayo berkarya. *

Sarwono

Pustakawan UGM, Ketua PD Ikatan Pustakawan Indonesia DIY