Guru MTsN 3 Bantul Terbitkan Buku Puisi Menebar Rasa

Guru MTsN 3 Bantul Terbitkan Buku Puisi Menebar Rasa

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Guru Seni Budaya, MTs Negeri 3 Bantul, Drs Sutanto, dalam waktu dekat akan menerbitkan bukunya kesembilan, berupa antologi puisi berjudul Menebar Rasa. Buku tersebut telah mendapat nomor ISBN 978-623-98420-4-8.

Ini sekaligus menandai Sutanto tidak pernah lelah berkarya setelah  berhasil menerbitkan beberapa buku melalui Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati.

Ditemui di kediamanya Dusun Calep Kalurahan Srigading Sanden Bantul, Sabtu (30/10/2021), Sutanto mengatakan yang spesial dari buku kesembilan ini adalah diberi pengantar Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM sekaligus Penyair, Dr  Novi Siti Kussuji Indrastuti dan Motivator Nasional, Fuzna Marzuqoh SH.

“Sebelumnya saya sudah menulis delapan buku yakni Anggrek Vanda untuk Bunda, Nada-nada Cinta, Pahlawan Ketapel, Rangkaian Kata Sarat Makna, Burung Berhati Emas, Untaian Kata Penuh Makna, Pak RT Menjadi OTG serta Gurit 53. Buku Menebar Rasa ini buku solo yang kesembilan,” ujar Sutanto.

Novi dalam pengantarnya mengatakan membaca antologi puisi Menebar Rasa karya Sutanto ibarat menapaki semesta kehidupan yang sarat pengalaman hidup diperkuat dengan ekspresi jiwa, suasana batin, dan nuansa rasa yang kaya akan perenungan.

“Dalam antologi puisi ini tampak bahwa penyair mengembangkan gaya penulisan lirik untuk mengemukakan berbagai pesan dalam sajak-sajaknya.  Esensi puisi lirik adalah puisi yang diciptakan untuk mengekspresikan ide, gagasan, pesan atau pengalaman batin penyairnya dengan segala macam endapan kenangan, sikap, maupun suasana batinnya," katanya.

Pada umumnya dalam puisi lirik gagasan penyair disampaikan melalui “aku lirik”.  Dalam antologi puisi ini berbagai aspek kehidupan dan pesan diramu dan dikombinasikan sedemikian rupa dalam susunan dan bahasa yang indah sehingga makna yang disampaikan serasa semakin dalam.

Beberapa puisi dalam antologi ini melukiskan tentang romantika kenangan cinta dan rindu yang  terpendam, seperti dalam sajak berjudul Cerita Kala Remaja, Denting Gitarmu, Gadis Jelita, Debaran di Dada dan sajak Bersamamu yang mengemukakan tentang nikmatnya masa remaja penuh romantika.

Sajak-sajak dalam antologi puisi ini juga kental dengan nuansa religius. Misalnya sajak Ceritaku Sampai di Mana? yang mengemukakan bahwa manusia itu sangat “kecil” dan tidak berdaya di hadapan Tuhan.

Sajak Cemburukah Tuhan mengungkapkan manusialah yang membutuhkan Tuhan, bukan Tuhan yang membutuhkan manusia sehingga manusia senantiasa harus mendekatkan diri kepada-Nya.

Sajak-sajak yang termaktub dalam antologi puisi Menebar Rasa ini juga sarat muatan edukatif. Penyair ini punya Latar belakang profesi sebagai pendidik. Melalui puisinya, penyair menyelipkan pesan-pesan yang mampu mengedukasi dan bermanfaat bagi pembacanya.

“Sesuai dengan judulnya, antologi puisi Menebar Rasa menyuguhkan aneka rupa rasa, seperti cinta, rindu, sedih, semangat, sesal, syukur, luka, pasrah, gelisah, resah, kesah, kecewa, sabar, dan bahagia. Antologi puisi ini juga sarat dengan muatan pesan edukatif,” kata Novi.

Fuzna Marzuqoh juga sangat tertarik dengan buku yang akan terbit ini. Dalam karya ini dia menemukan untaian kata yang indah bak bunga berkembang.

Diawali dengan penyadaran tentang aku dan kau yang merupakan wayang, yang harus mengikuti kemauan Sang Dalang. Lalu dilanjutkan goresan tentang lidah tak bertulang, namun bisa tajam melebihi pedang. Sampai pada cerita masa kecil yang indah untuk dikenang.

Menurutnya, Sutanto menunjukkan kualitasnya sebagai seniman kata, setiap diksi yang dipilih memiliki kedalaman makna.

“Pokoknya tak puas rasanya membaca buku ini hanya sekali dua kali, ingin lagi, dibaca lagi, tetap indah terasa. Isinya banyak hal, ada semangat yang memotivasi, ada cinta kasih yang tinggi dan ada peristiwa kehidupan sehari-hari,” kata Fuzna. (*)