Gowes Sambil Kenalkan Teknologi Nenek Moyang Bangsa

Gowes Sambil Kenalkan Teknologi Nenek Moyang Bangsa

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Tanggal 17 Februari 1946 adalah tonggak berdirinya Pendidikan Tinggi Teknik di indonesia era kemerdekaan, Pada waktu itu tengah perang mempertahankan kemerdekaan, para dosen dan mahasiswa diantaranya Prof. Ir. Rooseno, Prof. Ir. Soewandi, Prof. Ir. Soenario, Herman Johannes, Hardjoso Prodjopangarso, dan rekan-rekan mendirikan Sekolah Tinggi Teknik Bandoeng (STTB) di Yogyakarta.

Kemudian, pada tanggal 19 Desember 1949 melebur ke dalam pendirian Universitas Gadjah Mada sebagai Fakultas Teknik dan diperingati sebagai Hari Pendidikan Tinggi Teknik. Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Tinggi Teknik (HPTT) ke-74 Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta menyelenggarakan Technoride Epic Endurance Cycling 2020.

Technoride Epic Endurance Cycling 2020 ini diselenggarakan Minggu (16/2/2020) start pukul 05:20 WIB  dari Lapangan Grha Sabha Pramana UGM Yogyakarta dan mempunyai dua pilihan rute, yaitu sejauh 40 km dan 74 km. Technoride Epic Endurance Cycling 2020 melibatkan segenap civitas academia UGM dari pejabat, dosen, karyawan, mahasiswa, hingga alumni UGM. Tak hanya itu, masyarakat luas penggemar sepeda dari  berbagai kota Indonesia pun turut serta dengan total sebanyak 600 peserta .

Mengangkat tema Jelajah Teknologi Nusantara, peserta akan menyusuri keindahan Yogyakarta sekaligus napak tilas menyaksikan kedigdayaan teknologi nenek moyang lndonesia. Salah satu bukti kedigdayaan teknologi masalalu bangsa Indonesia yang dilewati peserta adalah Candi Kedulan. Menurut lr. Condroyono, MSP., Candi Kedulan dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada saat zaman kerajaan Mataram Kuno.

Candi Kedulan ini tertimbun waktu sangat lama, terlihat pada layer urugan bangunan candi tersebut. kemungkinan besar karena tertimbun lahar gunung merapi yang diduga kuat meletus secara besar-besaran pada awal abad ke-11. “Hal ini terbukti dengan temuan jenis pepohonan dan tanah yang berbeda-beda pada setiap layer urugan candi, maka kemungkinan besar bahwa candi ini tertimbun lahar dalam beberapa kali letusan,” paparnya.

Peserta dengan rute 74 km akan berhenti di tiga titik yaitu Pusdiklat Citra Paramedika Pakem, Museum Gunung Merapi, dan Candi Sewu. Sedangkan peserta dengan rute 40 km juga akan berhenti di tiga titik yaitu UGM Science Techno Park, Candi Kedulan, dan Candi Sewu. Di Candi Sewu akan dipamerkan mobil listrik kreasi mahasiswa UGM selanjutnya peserta bersama-sama menuju Lapangan Grha Sabha Pramana UGM Yogyakarta.(yve)