Gaya Hidup Baru, Asal Bukan HP yang Tertinggal

Gaya Hidup Baru, Asal Bukan HP yang Tertinggal

KORANBERNAS.ID – Teknologi digital mendisrupsi kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Penggunaan handphone atau HP menciptakan budaya atau gaya hidup baru. Terbukti sebagian orang tidak merasa risau barangnya tertinggal karena lupa, asalkan bukan HP yang tertinggal.

Fenomena ini terungkap saat berlangsung Diskusi Publik Tantangan Teknologi Digital pada Bidang Ekonomi, Sosial budaya dan Informasi dalam Rangka Redesain USO, Senin (11/11/2019), di Hotel Merbabu Merapi Yogyakarta.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bakti (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) ini dihadiri tiga narasumber.

Mereka adalah anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Dr H Sukamta, Tenaga Ahli Redesain USO (Universal Service Obligation) Drs Gun Gun Siswadi serta Fajar Iqbal S Sos M Si (akademisi).

Melalui makalahnya, Gun Gun mengajukan pertanyaan:  lebih mendingan yang mana dompet yang ketinggalan atau HP yang ketinggalan?

Persis seperti yang dia bayangkan, jawabannya ternyata benar. Seorang ibu peserta diskusi memilih jawaban pertama.

Dia mengaku tidak risau dompetnya tertinggal asalkan HP tetap di tangan. Alasannya, semua bisa dikendalikan dari perangkat itu.

“Perilaku ini menunjukkan kita sangat tergantung teknologi tetapi kita jangan dikendalikan oleh teknologi,” ujarnya.

Dia kemudian menunjukkan beberapa video yang menggambarkan kebiasaan buruk penggunaan HP hingga membuat penggunanya celaka, mulai dari masuk kolam, menabrak tiang bahkan kecelakaan mobil.

Menurut Gun Gun, inilah pentingnya literasi baru, tidak hanya menyangkut aspek manusianya saja tetapi juga data dan teknologi termasuk mencegah kejahatan digital.

“Kejahatan digital yang disasar adalah masyarakat pengguna teknologi, oleh karena itu masyarakat harus kita berdayakan,” ungkapnya kepada wartawan.

Dia setuju teknologi digital harus bermanfaat untuk kebaikan, di antaranya meningkatkan silaturahim atau memasarkan produk UMKM.

Sependapat, Sukamta menyampaikan pemerintah perlu terus didorong mengedukasi penggunaan teknologi digital untuk hal-hal yang positif.

Literasi digital bijak dalam berinternet diharapkan mampu mengubah mindset digital dari sekadar untuk bersosial menjadi lebih produktif.

“Harapan kita UMKM bisa nyambung ke digital supaya pemasarannya lebih luas, bisa interaksi dengan konsumen di seluruh dunia,” kata dia.

DPR RI mengapresiasi langkah-langkah Kementerian Kominfo yang membina ribuan UMKM, rata-rata omzetnya naik ratusan persen setelah memperoleh sentuhan dari pemerintah. (sol)