Audiensi ke DPRD DIY, Kepala BNNP: Kami Tidak Bisa Bekerja Sendiri
BNNP DIY sedang mengatasi fenomena baru yang cukup mengkhawatirkan yaitu penggunaan narkoba melalui rokok elektrik.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Ketua DPRD DIY Umaruddin Masdar menerima audiensi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY untuk membahas kerja sama dan kolaborasi dalam program P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika Prekursor Narkotika).
Audiensi berlangsung di Ruang Bapemperda Lantai 2 Gedung DPRD DIY itu dihadiri Kepala BNNP DIY Brigjen Pol Andi Fairan SIK MSM, Senin (3/2/2025).
Andi Fairan menjelaskan upaya memberantas narkoba di DIY membutuhkan kerja sama dari berbagai elemen masyarakat. “Kami tidak bisa bekerja sendiri, perlu keterlibatan aktif masyarakat, baik di tingkat Kelurahan maupun Desa. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana melibatkan mereka secara langsung dalam kegiatan pencegahan,” ujarnya.
Dia menyebutkan terdapat dua kelurahan di DIY yang masuk kategori daerah dengan kerawanan tinggi terhadap peredaran narkoba yakni Kelurahan Bumijo dan Kelurahan Bausasran.
Program intervensi
“Daerah ini telah menunjukkan resistensi terhadap upaya pemberantasan narkoba. Kami memerlukan intervensi yang lebih intensif di wilayah-wilayah tersebut,” tegasnya.
Program intervensi tersebut melibatkan berbagai pendekatan, termasuk sosialisasi mengenai pola hidup sehat serta kegiatan senam bersama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
BNNP DIY, lanjut dia, sedang mengatasi fenomena baru yang cukup mengkhawatirkan, yaitu penggunaan narkoba melalui rokok elektrik atau vape.
“Ada modus baru yang terungkap, di mana cairan vape dimodifikasi dengan narkoba jenis ganja. Vape yang seharusnya hanya mengandung nikotin, kini telah disalahgunakan, terutama oleh kalangan remaja yang menjadikannya sebagai gaya hidup,” katanya.
Semakin canggih
Ini menunjukkan pentingnya pengawasan terhadap praktik peredaran narkoba yang semakin canggih dan menyasar generasi muda.
BNNP DIY pun bekerja sama dengan berbagai kampus dan sekolah untuk mensosialisasikan bahaya narkoba. Beberapa sekolah telah menjalin kerja sama dengan BNN untuk melaksanakan kegiatan pembinaan, seperti pada acara pramuka atau upacara bendera.
Menurut dia, kerja sama dengan sekolah dan kampus ini penting untuk memberikan edukasi sejak dini kepada generasi muda mengenai dampak buruk penyalahgunaan narkoba.
Salah satu upaya kolaboratif lainnya yang dijalankan adalah program Lapas Bersinar (Lapas Bersih Narkoba), yang merupakan bentuk kerja sama antara BNN dan aparat penegak hukum untuk memastikan para narapidana tidak terlibat dalam peredaran narkoba, baik di dalam maupun di luar penjara.
Program rehabilitasi
Tujuan program tersebut untuk menjaga agar kegiatan kriminal terkait narkoba tidak berkembang di lingkungan lembaga pemasyarakatan.
BNN juga menawarkan program rehabilitasi yang dikenal dengan nama Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM), untuk memberikan rehabilitasi kepada masyarakat yang terindikasi positif menggunakan narkoba, bekerja sama dengan Kelurahan serta rumah rehabilitasi untuk mendampingi mereka kembali ke kehidupan normal.
Umaruddin Masdar mengapresiasi kerja keras BNNP DIY dalam memerangi penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
“Kami sangat mendukung program-program yang telah disampaikan oleh BNNP DIY. Meskipun persentase kasus narkoba mungkin sudah mulai menurun, namun kami berharap agar kegiatan-kegiatan tersebut tidak berhenti,” kata Umaruddin.
Situasi terkendali
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyatakan harus ada kesinambungan upaya pemberantasan ini agar situasi dan kondisi di masyarakat tetap terkendali.
Menurut dia, audiensi ini menjadi bukti pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga penegak hukum, dan masyarakat dalam upaya menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba. (*)