FSTVLST Siap Menggebrak Wild Ground Fest 2023 dengan Single Baru

WGF merupakan salah satu festival yang memiliki karakter unik, berbeda dari festival-festival lainnya di Indonesia. Ia berpendapat bahwa WGF adalah acara yang "legit" dan merupakan hasil dari kerja keras Weimpy dan teman-temannya di ekosistem kreatif Jogja. Karakter festival ini bukanlah tiruan dari festival-festival di Jakarta, melainkan sebuah entitas yang memiliki nuansa dan karakteristik tersendiri.

FSTVLST Siap Menggebrak Wild Ground Fest 2023 dengan Single Baru
Penampilan FSTVLST di sebuah konser (dok.koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Wild Ground Fest (WGF) 2023 akan menjadi panggung bagi band FSTVLST. Tahun lalu, band ini terpaksa urung tampil karena terkendala jadwal. Tahun ini, band yang digawangi oleh Sirin Farid Stevy (vokal), Roby Setiawan (gitar), Humam Mufid Arifin (gitar bas) dan Danish Wisnu Nugraha (drum) sudah dipastikan akan tampil dalam perhelatan musik yang digelar pada 11 dan 12 November 2023 di pelataran Candi Prambanan, Sleman.

Hal ini disampaikan vokalis FSTVLST, Farid Stevy saat konferensi pers pada Kamis (28/9/2023) di Sinergi Kopi, Yogyakarta. FSTVLST akan tampil pada hari pertama, 11 November 2023. Kesempatan ini bisa saja menjadi spesial bagi FSTVLST. Pasalnya, sejak meluncurkan album kedua saat pandemi, FSTVLST belum pernah memainkan album tersebut secara penuh di atas panggung.

"Kami masih menakar apakah saat ini adalah momen yang tepat untuk melakukannya, dengan memberikan perlakuan yang lebih khusus kepada para penggemar kami," ujarnya.

FSTVLST baru-baru ini merilis single baru berjudul Enam Masa bersama penyanyi muda Fanny Soegi, dan WGF 2023 akan menjadi kesempatan mereka untuk mempersembahkan lagu tersebut kepada penggemarnya.

Selain itu, kesetaraan dalam menikmati konser menjadi perhatian FSTVLST, terutama bagi penggemar musik perempuan yang berada di lingkaran mosh pit. Farid berharap dukungan dari penggemar musik lainnya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi semua.

Komitmen ini beberapa kali dibuktikan mereka, saat tampil, Farid kerap mengajak massa untuk memberikan ruang kepada penonton perempuan yang berada di depan panggung.

FSTVLST bahkan pernah menggelar konser persembahan bagi perempuan bertajuk Dara Setara pada awal 2023 lalu. Di konser ini hanya kaum hawa yang diperbolehkan menonton.

Menurut Farid, WGF merupakan salah satu festival yang memiliki karakter unik, berbeda dari festival-festival lainnya di Indonesia. Ia berpendapat bahwa WGF adalah acara yang "legit" dan merupakan hasil dari kerja keras Weimpy dan teman-temannya di ekosistem kreatif Jogja.

Dia juga menegaskan bahwa karakter festival ini bukanlah tiruan dari festival-festival di Jakarta, melainkan sebuah entitas yang memiliki nuansa dan karakteristik tersendiri.

Menurutnya, susah sekali untuk membuat karakter baru di festival musik. Karena semuanya sudah ada. Farid juga tidak terlalu sepakat jika ini disama-samakan dengan festival yang ada di Jakarta.

"Karena bukan begitu itu sepertinya cara kita melihat sebuah pertunjukan musik," tegasnya.

Sementara Weimpy Adhari, pemilik Starcross dan otak di balik WGF, menambahkan bahwa Wild Ground Fest bukan hanya tentang starcross, melainkan juga tentang membawa teman-teman yang berkontribusi dalam industri kreatif Jogja.

Pihaknya berkomitmen memberikan yang terbaik dengan menyiapkan tiga panggung, termasuk satu panggung khusus untuk podcast.

WGF tidak hanya sekadar festival musik, tetapi juga menyajikan berbagai kegiatan yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Festival ini mengadakan kolaborasi dengan berbagai komunitas dan mengemasnya melalui interactive talkshow, pameran seni jalanan, skate, pameran fotografi, makanan dan minuman, fashion show, pemutaran film, dan pertunjukan memasak. (*)