Festival Kebudayaan Pasa Harau Dipadati Wisatawan

Dulu desa kami tertinggal. Sejak ada Festival Pasa Harau terus berkembang dan sekarang masuk kategori desa mandiri.

Festival Kebudayaan Pasa Harau Dipadati Wisatawan
Festival kebudayaan PHACF ke-6 di Lembah Harau.(istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Festival kebudayaan bertajuk Pasa Harau Art & Culture Festival (PHACF) ke-6 digelar 25-27 Oktober 2024 di Lembah Harau. Sejumlah traveler dan wisatawan memadati venue pertunjukan dengan latar belakang tebing di kawasan wisata tersebut.

Beragam seni pertunjukan seni tradisi, budaya, seni kontemporer dan musik memeriahkan festival itu. Pembukaan diawali dengan tradisi Arak Iriang diikuti oleh Pucuak Adat, Niniek Mamak, Bunda Kanduang, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Dubalang.

Dilanjutkan tradisi Bajamba, yakni makan bersama dalam satu talam atau dulang. Jamba adalah wadah atau tempat nasi yang diletakkan di atas talam, nampan atau dulang yang kemudian disantap bersama oleh beberapa orang, biasanya empat sampai enam orang dalam satu jamba.

"Festival sebagai upaya kita bersama dalam melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya yang kita miliki di Nagari Harau," ujar Nadya Lara Angela, panitia festival, melalui keterangan tertulisnya, Senin (28/10/2024).

Lebih berkembang

Secara terpisah, Budhi Hermanto dari Yayasan Umar Kayam menyatakan pendekatan kebudayaan dalam pembangunan desa bisa menjadi cara untuk mengembangkan masyarakat desa menjadi lebih maju dan berkembang.

“Sayangnya memang belum banyak desa dan bahkan pemerintah daerah di Indonesia yang mengarusutamakan kebudayaan sebagai bagian penting dalam pembangunan," ujarnya.

Festival Nagari Harau di Sumatera Barat, menurut Budhi, bisa menjadi jalan baik upaya pemajuan kebudayaan ke depan di Indonesia. Apalagi Indonesia sekarang sudah memiliki Kementerian Kebudayaan. "Kementerian ini yang kami harapkan menjadi terus memajukan kebudayaan di Indonesia," ujarnya.

Syukriandi selaku Wali Nagari Harau menyebutkan Festival yang dilakukan secara swadaya sejak tahun 2016 telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat di Nagari Harau.

Desa mandiri

"Dulu desa kami adalah desa tertinggal, sejak ada Pasa Harau sebagai salah satu kegiatan pembangunan budaya dan wisata, perlahan Nagari Harau terus berkembang dan sekarang masuk kategori nagari/desa mandiri," jelasnya.

Desy Wulandari dari Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan yang hadir dalam festival menyebutkan Pasa Harau Art & Culture Festival merupakan perwujudan ekosistem kebudayaan yang hidup dan mengintegrasikan kebutuhan kontemporer masyarakat.

"Festival ini membuktikan bahwa kolaborasi antara budaya, alam dan komunitas mampu menciptakan ruang kaya pengalaman budaya sekaligus menjadi sumber inspirasi untuk perubahan. Kami berharap Pasa Harau semakin memperkuat identitas Nagari Harau dan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia," jelasnya. (*)