Dosen UMBY Jadi Narasumber Webinar UPSI Malaysia

Penerapan sirkular ekonomi berbasis pertanian terpadu dapat dilakukan dengan memanfaatkan biokonversi maggot BSF.

Dosen UMBY Jadi Narasumber Webinar UPSI Malaysia
Webinar “Circular economics based on integrated farming system” gelaran UPSI Malaysia dengan narasumber dosen UMBY. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dosen Program Studi Peternakan, Fakultas Agroindustri (FAi) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Ajat Sudrajat M Pt IPP, menjadi narasumber webinar di Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia. Webinar ini mengusung tema Circular economics based on integrated farming system.

Kepala Humas UMBY, Widarta MM, Senin (13/1/2025), menjelaskan acara itu diadakan secara daring, Kamis (9/1/2025) lalu. "Diikuti ratusan peserta terdiri mahasiswa, dosen dan masyarakat umum yang berasal dari Malaysia dan Indonesia," terang Widarta.

Dalam sambutan pembukaan, Ketua Jabatan Sains Pertanian Faculty Technical and Vocational UPSI Malaysia, Dr Fazhana Ismail, menyampaikan saat ini pengenalan circular economic kepada generasi muda sangatlah penting.

Mengingat banyak permasalahan kompleks pada berbagai bidang, baik itu permasalahan sampah, pangan maupun energi. “Semoga webinar ini dapat memberikan pemahaman dan ilmu pengetahuan baru terkait dengan Circular economics based on integrated farming system kepada mahasiswa UPSI Malaysia, mahasiswa dari Indonesia serta masyarakat umum,” kata Fazhana.

Memahami definisi

Saat menyampaikan materi, Ajat Sudrajat mengajak peserta memahami definisi ekonomi sirkular, yang mencakup pemanfaatan limbah yang bisa menghasilkan nilai ekonomi dan ramah lingkungan.

Menurutnya, penerapan sirkular ekonomi berbasis pertanian terpadu merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan biokonversi maggot BSF dengan memanfaatkan limbah organik untuk pakan maggot BSF.

Maggot yang dihasilkan dapat menjadi pakan tinggi protein untuk  ternak unggas dan pakan ikan. Sedangkan bekas maggot atau kasgotnya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

“Limbah dari perikanan dan peternakan dapat menjadi pupuk tanaman sayuran baik hidroponik maupun media tanam lain. Limbah sayuran ini dapat kembali dimanfaatkan untuk pakan maggot BSF. Begitu seterusnya sehingga terjadi sirkular ekonomi yang berkelanjutan dan zero waste. Kelebihan dari sirkular ekonomi bisa menghemat biaya produksi, biaya pakan ternak dan meningkatkan keuntungan,” jelasnya.

Pertanian terpadu

Ajat menyampaikan pentingnya para generasi muda memahami sirkular ekonomi berbasis pertanian terpadu. Model sirkular ekonomi dapat memberikan peluang bisnis baru yang ramah lingkungan dan meningkatkan ketahanan pangan.

“Melalui webinar ini, kami berharap dapat membuka wawasan dan menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pertanian terpadu dengan konsep sirkular ekonomi. Serta dapat meningkatkan motivasi generasi muda untuk menjadi petani milennial yang sukses,” ungkap Ajat.

Mahasiswa UPSI Malaysia, Veronah, menyampaikan webinar sangat bermanfaat. “Penjelasannya mudah dipahami dan kami bisa tahu bagaimana sirkular ekonomi berbasis pertanian terpadu yang ada di Indonesia. Saya kini lebih mengerti bagaimana konsep sirkular ekonomi berbasis pertanian terpadu dan saya sangat berterima kasih kepada narasumber,” kata Veronah. (*)