Dompet Dhuafa Yogyakarta Menggulirkan Sekolah Literat Berdaya

Sejalan dengan program pemerintah yang mendukung serta memfasilitasi pendidikan yang lebih baik untuk terwujudnya Indonesia Emas 2045.

Dompet Dhuafa Yogyakarta Menggulirkan Sekolah Literat Berdaya
Launching Program Sekolah Literat Berdaya di SDN Pundong Bantul. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Menyikapi rendahnya literasi di Indonesia, Dompet Dhuafa Yogyakarta menggulirkan program Sekolah Literat Berdaya (SERAYA) untuk tingkat Sekolah Dasar.

Program itu telah di-launching di SDN Pundong Bantul, Rabu (13/11/2024) silam yang dihadiri seluruh pengurus, guru, serta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora).

Program SERAYA merupakan pendampingan sekolah untuk meningkatkan kualitas dalam kepemimpinan sekolah, sistem pembelajaran, budaya sekolah serta kecakapan literasi dan menciptakan ekosistem pembelajar sehingga tercipta sekolah yang berdaya.

Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup melalui ilmu pengetahuan serta turut mendukung tercapainya SDGs nomor 4 yaitu menjamin kualitas pendidikan yang adil, inklusif dan meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua.

Indonesia Emas

Peluncuran program diawali pembacaan ayat suci Al Quran, pentas seni, pembacaan puisi dan tarian. SDN Pundong dan SD Muhammadiyah Geger Bantul dipilih sebagai awal dari mulainya program SERAYA.

Edy Sutrisno selaku perwakilan dinas menjelaskan program SERAYA sejalan dengan program pemerintah yang mendukung serta memfasilitasi pendidikan yang lebih baik untuk terwujudnya Indonesia Emas 2045.

“Pekerjaan rumah bagi kita semua untuk mengoptimalkan program ini agar harapan terwujudnya Indonesia Emas 2045 terwujud, semoga dengan ini para murid benar-benar menjadi generasi yang literat menjadi anak yang cerdas dan berakhlak karimah,” ujar Edy Sutrisno.

Bambang Edi Prasetiyo selaku Manajer Program Dompet Dhuafa Yogyakarta menambahkan tujuan program tersebut sebagai upaya ikut serta mendukung program pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia khususnya di Bantul.

Kurang fasilitas

Data PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2023 menunjukkan, Indonesia menduduki peringkat 68 dari 81 negara. Permasalahan utama dunia pendidikan adalah kurangnya fasilitas media belajar maupun pengajaran literasi dalam hal kecakapan literasi science maupun literasi numerik.

“Semoga dengan adanya program ini dapat memberikan manfaat besar untuk sekolah serta adik-adik, sehingga  terwujud Indonesia Emas 2045,” kata Bambang.

Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum duafa dengan pendekatan budaya, welas asih (filantropis) dan wirausaha sosial.

Sudah berjalan lebih tiga dekade atau 30 tahun, Dompet Dhuafa berkontribusi memberikan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya serta CSR. (*)