Ditemukan Catatan Menarik di Tiang Masjid Brangkal

Ditemukan Catatan Menarik di Tiang Masjid Brangkal

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Menandai genap setahun usianya, komunitas pecinta sejarah Gombong Heritage Society (GHS) menyusuri masjid-masjid tua di sekitar Gombong. Kegiatan yang diadakan pada  Minggu (29/8/2021) berhasil mendeteksi lima masjid yang sudah tercatat keberadaannya pada tahun 1902 dan masih eksis hingga sekarang. Kelima masjid tersebut tersebar di Kelurahan Gombong, Desa Kedungpuji, Klapagada, Pekuncen dan Jatinegara.

Koordinator kegiatan, Ravi Oktavian, mengungkapkan kegiatan ini menggunakan basis data peta Gombong 1902 yang diterbitkan pada tahu 1904. Berdasarkan simbol yang ada di peta, tim menentukan titik-titik di mana simbol masjid berada.

"Sebenarnya simbol yang tercantum pada peta cukup banyak, namun untuk kali ini kami ingin fokus pada masjid. Untunglah semua masjid dalam peta masih berfungsi hingga sekarang, sehingga kami tidak mengalami kesulitan untuk menemukannya," kata Ravi.

Kelima masjid itu yakni Masjid Ar Rahman Kauman Gombong, Masjid Brangkal Klapagada, Masjid Babussalam di Karanglo Kedungpuji, Masjid Saka Tunggal di Pekuncen dan Masjid Darussalam di Jatinegara.

Salah satu temuan yang menarik adalah adanya catatan yang ditorehkan di tiang Masjid Brangkal. Di situ dituliskan bahwa masjid tersebut didirikan pada Hari Ahad, 20 Rajab 1223 Hijriah atau 1808 Masehi.

Kegiatan berikutnya akan dilakukan penggalian data sejarah masing-masing masjid.

Ketua Komunitas GHS, Teguh Pamungkas, mengungkapkan peringatan ulang tahun komunitas ini sudah diawali dengan diskusi sejarah pada 17 Agustus 2021. Pada acara yang diadakan di Gilingan Pari Kafe dihadirkan pembicara dari berbagai kalangan, seperti Ibu Intani (pelaku sejarah), Teguh Hindarto (peminat sejarah), Ravi Oktavian (alumnus Prodi Sejarah Undip) dan Hasna (mahasiswi arkeologi UGM).

"GHS sendiri pada dasarnya adalah perkumpulan terbuka. Siapa pun boleh bergabung asal memiliki minat pada sejarah, khususnya wilayah Gombong dan sekitarnya. Saat ini anggota kami ada guru, PNS, mahasiswa, masyarakat umum, juga ada doktor serta dosen sejarah dari Aceh," kata Teguh Hindarto. (*)