Dissos P3APPKB Terjunkan 2.913 TPK Berikan Pendampingan Terhadap KRS 

Keterlibatan tenaga kesehatan berperan penting karena erat kaitannya dengan nutrisi yang diberikan. Bagaimana memberikan menu yang tepat untuk anak usia sekian dan pemberian makanan tambahan yang tentunya terkait dengan tumbuh kembang anak dan berat badannya

Dissos P3APPKB Terjunkan 2.913 TPK Berikan Pendampingan Terhadap KRS 
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dissos P3APPKB Klaten, Nuryanti SKM. (masal gurusinga/ koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KLATEN--Sejumlah 2.913 TPK (Tim Pendamping Keluarga) diterjunkan untuk memberikan pendampingan terhadap Keluarga Berisiko Stunting (KRS) di Kabupaten Klaten. 

Masing-masing tim beranggotakan tiga unsur meliputi kader PKK, kader KB dan tenaga kesehatan atau bidan desa yang menyebar di 401 desa/kelurahan.

“Mereka memberikan pendampingan dan mengedukasi remaja, calon pengantin (catin), ibu hamil, ibu setelah melahirkan dan ibu-ibu yang punya balita (bayi di bawah lima tahun) dan baduta (bayi di bawah dua tahun),” kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dissos P3APPKB Klaten, Nuryanti SKM di kantornya, Selasa (18/3/2025) siang.

Kepada calon pengantin nantinya, setelah menikah bagaimana merencanakan kehamilan dan memiliki anak, memberikan pola asuh yang baik terhadap anak dan lain sebagainya.

Keterlibatan tenaga kesehatan berperan penting karena erat kaitannya dengan nutrisi yang diberikan. Bagaimana memberikan menu yang tepat untuk anak usia sekian dan pemberian makanan tambahan yang tentunya terkait dengan tumbuh kembang anak dan berat badannya.

“Makanya nutrisi diberikan secara berkelanjutan selama enam bulan dan difokuskan pada anak usia nol hingga dua tahun,” ujarnya seraya berkata di sinilah dibutuhkan keberadaan TPK.

TPK juga berperan penting dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya ibu-ibu yang memiliki baduta dan balita untuk datang ke posyandu. Sebab di posyandu bisa dilakukan pemantauan terhadap tumbuh kembang anak, berat badan anak, lingkar lengan anak dan lain sebagainya.

Nuryanti menambahkan, sekarang ini tingkat partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu juga sudah meningkat menjadi hampir 100 persen, dibandingkan dulu masih di bawah 90 persen. (*)