Dawet Bayat, Si Manis yang Menyejahterakan
Sebelum diberi bantuan peralatan berjualan, penerima bantuan mengikuti diklat membuat olahan hasil makanan.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Wajah Anis (34) penjual dawet Bayat di depan Kalurahan Sidomulyo Bambanglipuro Bantul tampak cerah dan berseri-seri, Kamis (31/10/2024) sore.
Mengenakan kaos abu-abu lengan panjang dan berkerudung biru, ibu dua anak ini terlihat cekatan meramu dawet, santan dan juruh manis untuk disajikan kepada tamu-tamu istimewanya.
Mereka adalah Ketua Pengurus KSPPS BMT Artha Amanah Sanden H Ir Bambang Edy Asmoro MEK, Kepala Kantor Lazismu BMT Artha Amanah M Farid Hadiyanto SE dan jajaran.
"Bismillah, ini rasanya enak dan segar. Lalu dawetnya juga terasa kenyal. Pokoknya silakan dilarisi ini adalah binaan dari BMT Artha Amanah Sanden," kata Bambang Edy usai menikmati segelas dawet Bayat.
Unggul terpercaya
Dijelaskan, BMT Artha Amanah Sanden memiliki visi salah satunya menjadi koperasi syariah yang unggul dan terpercaya di dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Dalam pemberdayaan inilah kita bergerak di divisi Baitul Maal di mana salah satu langkahnya penghimpunan dana Zakat, Infak dan Sedekah yang legalnya kita bekerja sama dengan Lazismu. Hari ini kita lakukan pentasharufan (penyaluran) dana zakat berupa pemberdayaan dawet Bayat. Ini sifatnya hibah bersyarat, jadi harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jika tidak berjualan bantuan kita tarik," katanya.
Sebelum diberi bantuan peralatan berjualan berupa pikulan rotan, gentong dan payung hias besar, penerima bantuan mengikuti diklat atau pelatihan pembuatan Olahan Hasil Makanan (OHM) Darman berupa dawet Bayat.
"Jadi peserta ini kita pilih kaum duafa yang belum memiliki pekerjaan agar punya pekerjaan. Mereka yang kita pilih memiliki antusiasme serta semangat. Ketika mereka sudah aktif berjualan, dari omzet tersebut kita minta untuk menabung minimal Rp 5.000 sehari," jelasnya.
Menambah modal
Tabungan Rp 5 ribu ini buat masa depan mereka sendiri. Bisa untuk menyekolahkan anak, menambah modal dan pengembangan usaha. Setelah penyerahan bantuan, mereka tidak dilepas begitu saja namun tetap ada monitoring dan pendampingan.
"Nanti akan kita masukkan kelompok khusus bagi penerima program pemberdayaan. Mereka kita ajari manajemen usaha, pemasaran, sampai pembukuan sederhana dan cara menservis pelanggan yang baik," katanya.
Anis menyatakan sebelum memutuskan berjualan dirinya sudah mengikuti pelatihan pembuatan dawet Bayat dengan puluhan peserta yang lain. Pelatihan ini digelar oleh BMT Artha Amanah Sanden.
"Selesai mengikuti pelatihan kemudian saya nekat belajar membuat dawet sendiri. Saya coba berkali-kali agar mendapat ramuan yang pas termasuk juruhnya agar manisnya pas. Lalu saya minta pendapat teman-teman maupun tetangga untuk mencoba dan katanya sudah enak. Jadi saya berani membuka jualan dawet sejak sebulan yang lalu," kata Anis.
Bahan baku
Setiap hari dia menghabiskan satu kilogram bahan baku berupa tepung onggok. “Alhamdulillah selalu habis. Saya awalnya berjualan belum menggunakan alat yang selengkap ini dan alhamdulillah, terima kasih hari ini saya mendapat bantuan alat-alat komplet untuk berjualan dawet dari Kantor Layanan Lazismu (KLL) BMT Artha Amanah Sanden," lanjut Anis.
Setiap hari, Anis bangun pukul 04:00 dini hari kemudian mengolah dawet, santan maupun juruh. Lalu mulai berjualan pukul 09:00 dan biasanya habis setelah azan Dhuhur.
"Dari keuntungan ini saya bisa simpan buat kebutuhan anak sekolah. Juga membantu suami mencukupi ekonomi keluarga. Suami saya kerja di gudang makanan," kata perempuan yang tinggal di Bekang Bregan RT 01 Mulyodadi Bambanglipuro Bantul tersebut.
Sedangkan Farid mengatakan pemberdayaan berupa pembukaan outlet dawet ini merupakan titik ke-35 se-Kabupaten Bantul. "Program ini bertujuan membantu masyarakat memperkuat kemandirian ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan di DIY,” kata Farid.
Satu paket usaha
Unggulan pilar ekonomi KLL BMT Artha Amanah Sanden adalah Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dengan menciptakan 1.000 UMKM di wilayah DIY dalam waktu lima tahun ke depan. “Salah satunya adalah program satu paket usaha dawet ini," kata dia.
Program 1000 UMKM ini tidak hanya berupa paket usaha dawet tetapi juga usaha yang lain berupa angkringan, outlet jajanan pasar, usaha kuliner dan makanan tradisional.
"KLL BMT Artha Amanah sanden juga bekerja sama dengan PINBAS MUI DIY dan KUA dalam sertifikasi halal produk produk makanan binaan kami. Untuk mencari sasaran peserta pelatihan di Mulyodadi ini kami bekerja sama dengan pengelola Desa Preneur Mulyodadi," katanya.
Penyerahan paket usaha, lanjut Farid, merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi yang dijalankan oleh Kantor Layanan Lazismu BMT Artha Amanah.
Kemiskinan
Melalui program ini, Lazismu berkomitmen mendukung keluarga kurang mampu agar dapat memiliki usaha mandiri yang berkelanjutan, sehingga meningkatkan pendapatan keluarga, mencapai kemandirian ekonomi, dan menjadi solusi jangka panjang mengentaskan kemiskinan.
Program Pilar ekonomi KLL BMT Artha Amanah Sanden tidak hanya bidang kuliner atau perdagangan tetapi juga pertanian, perikanan, jasa dan peternakan.
Selain itu, juga bagian dari program KLL Lazismu BMT Artha Amanah sanden dalam upaya pencapaian SDG's (Sustainable Development Gold). “Kami berharap program pemberdayaan ekonomi seperti ini dapat membantu masyarakat meningkatkan taraf hidup dan mencapai kemandirian ekonomi. Ini adalah bagian dari misi kami menciptakan masyarakat yang lebih berdaya dan sejahtera," ucap Farid.
Arif Yulianto selaku Ketua Desa Preneur Mulyodadi Sadeyan mengatakan program ini sangat bagus karena mendukung pengembangan UMKM yang menjadi semangat Desa Preneur. (*)