Cegah Klaster Peserta Barata 2021 Dibatasi
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Kegiatan Pengembaraan Akhir Tahun (Barata) XXXVI Tahun 2021 berlangsung dalam kondisi yang jauh berbeda dengan sebelumnya. Mengingat masih dalam situasi pandemi, kegiatan yang diselenggarakan Kwartir Cabang Sleman ini hanya diikuti oleh 196 peserta dari 33 sangga dan 9 pangkalan. Jumlah ini jauh berkurang dari sebelumnya, yang rata-rata mencapai lebih dari 700 peserta.
Kegiatan pada tahun ini berlangsung 18 hingga 21 Desember 2021. Adapun konsep yang diambil dalam kegiatan Barata yaitu Napak Tilas Pabrik gula yang berada di daerah Kabupaten Sleman.
Ketua Kwartir Cabang Sleman Ery Widaryana MM mengatakan, pembatasan jumlah peserta diikuti dengan perubahan konsep acara. Sebelumnya kegiatan Barata selalu dimeriahkan berbagai macam lomba dengan rute perjalanan lebih dari 50 kilometer, khusus tahun ini rute perjalanan pengembaraan peserta hanya sekitar 30 kilometer.
“Kami menetapkan tema Jejak Manis Bumi Sembada. Napak tilas untuk melihat sejarah dari pabrik gula yang pernah ada di Sleman,” kata Ery, Sabtu (18/12/2021).
Menurut Ery konsep terbaru dari kegiatan Barata ini karena dilaksanakan pada situasi di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum usai. Pelaksanaan kegiatan dengan protokol kesehatan sangat ketat, untuk mencegah klaster baru Covid-19.
“Biasanya Kegiatan Barata diikuti 70 sangga dan sekarang hanya 19 sangga. Itu pun pelaksanaanya kita seting secara bergelombang agar tetap menjaga jarak protokol kesehatan,” ujar Ery lebih lanjut.
Rute yang ditempuh peserta Barata, berangkat dari Lapangan Pemda Kabupaten Sleman. Peserta diberangkatkan oleh Wabup Sleman Danang Maharsa, Sabtu (18/12/2021).
Peserta langsung menuju Lapangan Sendangsari di Kecamatan Minggir yang kira-kira berjarak 18 km. Kemudian rute kedua dimulai dari Lapangan Sendangsari Minggir menuju ke Lapangan Sumberejo di Kapanewon Tempel dengan ekstimasi jarak tempuh 10 Km.
Sedangkan rute ketiga ditempuh dari Lapangan Sumberejo kembali ke Sleman. Peserta yang mengikuti kegiatan Barata yaitu dari Pramuka Penegak dan Pandega yang sebagian besar sudah terlatih.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman, Agung Armawanta, menambahkan Jejak Manis Bumi Sembada itu betul adanya, karena pada zaman dahulu di kawasan Kabupaten Sleman banyak ditemui bekas-bekas atau sisa bangunan pabrik gula. Selain itu juga terdapat stasiun yang berguna untuk pemberhentian lori pengangkut tebu menuju pabrik gula.
“Vanderwick itu dibangun juga untuk kepentingan pabrik gula, jadi dulu banyak lori yang berjalan sepanjang dari Buk Renteng dan Talang Vanderwick. Yang paling selatan itu ada bangunan sebagai pusat administrasi dari pabrik gula,” kata Agung.
Saat Upacara Pembukaan Barata XXXVI, Danang Maharsa mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan dalam kondisi pandemi seperti ini menjadi opsi positif dalam memupuk kebersamaan dan menumbuhkan solidaritas di kalangan pelajar.
Kegiatan ini sekaligus juga untuk memupuk rasa cinta terhadap bangsa dan negara serta menghindarkan kejenuhan dan mengantisipasi munculnya kenakalan remaja.
Danang juga berharap peserta Barata bisa menjadi agen dari perubahan perilaku masyarakat pada era kebiasaan hidup baru. Yakni kebiasaan hidup pada masa pandemi Covid-19. Peserta diharapkan terus disiplin menjaga protokol kesehatan. Yakni dengan menjaga jarak, rajin mencuci tangan dengan sabun serta mengenakan masker.
“Harapannya, kegiatan Barata 2021 ini dapat berperan positif dalam menjaga perdamaian, kenyamanan dan keharmonisan seluruh pemuda di Kabupaten Sleman,” kata Danang.
Salah seorang peserta Barata, Rama, mengatakan seluruh peserta selain diwajibkan memakai masker selama upacara, juga mendapat pembagian face shield dari panitia. Sebelumnya, sebagai persyaratan keikutsertaan kegiatan Barata, peserta mengikuti tes swab guna memastikan bebas dari paparan Covid-19.
”Iya saya merasa lebih nyaman persyaratan yang ditetapkan panitia ketat seperti ini. Karena di rumah pun orang tua selalu mengingatkan untuk disiplin dengan protokol kesehatan. Tentu tidak semua kegiatan harus mengenakan masker misalnya saat perjalanan pengembaraan, tapi setidaknya untuk kegiatan-kegiatan di tempat, tidak ada masalah mengenakan masker,” ujar siswa salah satu SMK di Sleman ini. (*)