Bincang Budaya Lintas Generasi Gaungkan Kearifan yang Hampir Punah

Bincang Budaya Lintas Generasi Gaungkan Kearifan yang Hampir Punah

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Disrupsi teknologi membawa ancaman. Nilai-nilai kearifan budaya lokal kian terkikis. Anak muda tidak begitu tertarik dengan budaya warisan leluhur. Sebagian menganggap sesuatu yang tradisional, kuno dan ketinggalan zaman.

Prihatin akan semakin menghilangnya budaya-budaya lokal yang penuh kearifan tersebut dirasakan oleh sebuah komunitas bernama IndonesiaGaya.

Dalam bincang budaya bertajuk Menggaungkan Kembali yang Hampir Punah yang dilaksanakan di Pendapa Ndalem Yudoningrat, Sabtu (4/3/2023), IndonesiaGaya mengajak generasi muda menilik kembali peran prajurit keraton pada i masa kini dan tema tatanan pembuatan wayang kulit.

"Dari ahlinya, yaitu KRT Jatiningrat kami ingin menceritakan kembali budaya-budaya di mana generasi-generasi sekarang mulai tidak tertarik. Kami berharap dengan dialog ini yang semula nggak tahu menjadi tahu," kata Gayatri Wibisono, pemilik IndonesiaGaya saat ditemui di sela-sela bincang budaya.

Seperti, kata dia, Bregada Keraton dan teknik wayang.  “Ya mungkin kalau wayang sudah tahu tokohnya, tapi kalau tekniknya mungkin banyak yang nggak tahu kan? Makanya di sini (Bincang Budaya) diangkat kembali cerita tersebut, selain itu anak-anak sekarang juga nggak tahu peran bregada saat ini apa?" lanjutnya.

Bregada Keraton Ngayogyakarto memiliki peranan penting dalam perjuangan melawan penjajah. Kini bregada merupakan simbol budaya yang masih dimiliki Keraton Yogyakarta. Keberadaannya pun menjadi bagian penting dalam pelestarian budaya di Yogyakarta terutama yang berhubungan dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Tapi kan sekarang banyak yang nggak tahu gitu, makanya itu akan diceritakan oleh narasumber yang memang sangat paham. Saya berharap dengan adanya acara ini, budaya-budaya di Yogyakarta dapat bergaung kembali. Yang jadi tahu, ya jadi meneruskan cerita kepada yang lain. Sehingga dapat menjadi inspirasi untuk lebih banyak," ujarnya.

Gayatri akan melanjutkan acara serupa ke penjuru Indonesia. Usai Lebaran Idul Fitri dia dan IndonesiaGaya akan road show ke Kalimantan, Makassar, Bali dan Indonesia Timur. Di Makassar ini pihaknya akan mengulik bahasa-bahasa kuno yang nyaris lenyap karena sangat jarang diketahui.

"Pada masa lalu kapal-kapal yang berlabuh di Makassar menggunakan bahasa tersendiri. Nah bahasa ini tidak banyak diketahui apalagi oleh generasi sekarang," kata dia.

Seluruh kegiatan ini gratis, dengan demikian Gayatri ingin lebih banyak yang tertarik untuk berbincang tentang kekayaan Indonesia. Tidak terbatas hanya pelaku budaya, tapi masyarakat umum dari berbagai usia. (*)