Bersama Anggota DPR RI, Pemuda Bantul Deklarasi Melawan Judi Online
Judi sangat merusak ekonomi masyarakat termasuk keluarga sendiri.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ruang Kolaborasi Pemuda (RKP) DIY bekerja sama dengan anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, menggelar diskusi dan deklarasi perang melawan judi online, Kamis (26/12/2024) sore di Kafe Nuri Jalan Parangtritis Sewon Bantul.
Kegiatan bertema Judi Online: Gacor Sementara, Rugi Selamanya dengan moderator Prima Aida selaku Duta Arsip DIY ini diikuti lebih dari 100 peserta dari berbagai Organisasi Kepemudaan di Kabupaten Bantul termasuk dari perwakilan OSIS berbagai sekolah.
Selain Sukamta, narasumber lainnya adalah Ketua RKP DIY, M Asruri Faishal Alam yang juga Juara Pemuda Pelopor Nasional Bidang Pendidikan tahun 2024.
Sukamta mengatakan regulasi yang melarang judi online sudah sangat banyak. Misalnya di dalam pasal 40 UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) bahwa Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) wajib melakukan sensor mandiri untuk semua konten pornografi dan judi online agar di-takedown otomatis.
Deklarasi perang melawan judi online bersama para pemuda di Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
"Itu sudah ada UU namun penegakannya belum maksimal, kita tidak kekurangan regulasi hanya butuh political will saja. Maka kami mendukung upaya yang saat dilakukan oleh Komdigi, aparat kepolisian dan pihak terkait untuk melakukan tindakan terhadap situs-situs judi online," kata politisi PKS tersebut.
Judi online, lanjut dia, selain berdosa juga sangat merusak ekonomi dan mengganggu kehidupan keluarga. "Bayangkan saja dari rilis yang dikeluarkan oleh pemerintah, transaksi judi online selama tahun 2024 sebanyak Rp 900 triliun. Artinya dalam satu hari lebih dari Rp 2 triliun uang yang berputar dari judi online tersebut,” ungkapnya.
Kebanyakan mereka yang terjerat adalah kalangan menengah ke bawah. “Jadi bisa dibayangkan berapa banyak yang ikut judol ini. Jadi saya berharap bagi yang sudah kena judol agar segera mengakhiri, sebab judi sangat merusak ekonomi dalam masyarakat termasuk keluarga sendiri," kata Sukamta.
Sedangkan Faishal mengatakan kegiatan diskusi yang dilanjutkan dengan deklarasi ini diharapkan menjadi semangat bersama para pemuda dan anak muda di Bantul termasuk pelajar untuk memerangi judol dengan segala bentuknya.
Lebih luas
"Dari fakta yang ada, ternyata yang main slot atau judi online ini juga ada pelajar. Maka gerakan seperti ini kami harapkan bisa memberikan dampak positif dan deklarasi serupa akan kita laksanakan dalam skala yang lebih luas lagi," kata Faishal.
Dia berharap para pemuda termasuk pelajar untuk menghindari segala bentuk perjudian online karena sangat tidak bermanfaat dan merugikan kehidupan dirinya sendiri maupun keluarga. (*)