Dari Sleman ke Seluruh Indonesia, Blotan Indonesia Dorong Kebangkitan Furnitur Lokal
Dari 53 titik pembangunan Sekolah Rakyat saja, kebutuhan furnitur seperti bangku, meja guru dan papan tulis sangat masif.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Semangat mengangkat produk lokal ke kancah nasional menjadi nyala utama peluncuran jenama Blotan Indonesia yang digelar Rabu (28/5/2025) malam di Cebongan Sleman.
Acara ini menjadi tonggak penting bagi pelaku industri furnitur nasional, khususnya segmen furnitur sekolah, dalam menghadapi serbuan produk impor yang selama ini mendominasi pasar dalam negeri.
“Selama ini kami fokus ekspor, bahkan buta terhadap potensi dalam negeri. Maka Blotan Indonesia kami hadirkan untuk mengisi ceruk pasar lokal yang begitu besar namun belum tergarap optimal,” ungkap Heru Prasetyo, pengusaha asal Sleman sekaligus penggagas Blotan Indonesia.
Heru menegaskan peluncuran jenama ini bukan sekadar perluasan pasar, melainkan bentuk keberanian UKM untuk bersaing secara langsung dengan merek-merek besar.
Heru Prasetyo di antara produk kursi dan meja sekolah karya Blotan Indonesia. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)
“Kalau UKM tidak berani seperti kami, ya sudah... terlindas. Ini soal keberanian. Ya atau tidak,” tegasnya.
Menurut Heru, potensi pasar furnitur dalam negeri sangat menjanjikan. Dia mengutip estimasi pertumbuhan pasar furnitur yang bisa mencapai USD 10 miliar (setara Rp 125 triliun) pada 2025-2030. Sementara itu, ekspor Indonesia di sektor ini masih di angka USD 2,4 miliar.
“Pasar dalam negeri ini yang benar-benar harus dimanfaatkan. Apalagi dengan kondisi global yang penuh tantangan -- seperti perang Ukraina hingga tarif tinggi dari AS -- kita tak bisa hanya mengandalkan ekspor,” ungkapnya.
Heru menyoroti peluang besar dari program-program pembangunan sekolah, termasuk Sekolah Rakyat (SR) yang diinisiasi oleh Kementerian Sosial. Menurutnya, dari 53 titik pembangunan SR saja, kebutuhan furnitur seperti bangku, meja guru, dan papan tulis sangat masif.
Luar biasa
“Saya ditelepon saat liburan di Banyuwangi, diminta ke Jakarta untuk bahas SR. Dari SD, SMP, SMA satu kawasan, itu kebutuhan furniturnya luar biasa. Dan ini adalah pasar kita,” ujarnya antusias.
Selain fokus pada produksi lokal, Blotan Indonesia juga mengedepankan aspek legalitas dan keberlanjutan. Mereka telah mengantongi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan nilai tertinggi di sektor furnitur sekolah. Bahan baku didapatkan dari kerja sama dengan Perhutani, memastikan keberlangsungan produksi jangka panjang.
“Legalitas kami kuat, bahan baku aman, dan SDM kami juga siap. Untuk urusan e-katalog misalnya, tim kami hanya butuh lima menit karena sudah terbiasa dan lincah,” kata Heru tersenyum.
Saat ini, Heru dan tim telah membangun tiga gudang produksi di Sleman yaitu di Maguwo, Jalan Turi dan sekarang merambah wilayah barat Sleman.
Ceruk pasar
Dia pasang target omzet Rp 100 miliar tahun ini, dari total ceruk pasar yang mencapai Rp 3 triliun. Pada kuartal kedua 2025, perusahaannya sudah mencatatkan pencapaian Rp 45 miliar.
“Perang sebenarnya akan terjadi di kuartal ketiga dan keempat, saat pemerintah mulai membelanjakan anggaran besar,” ujar Heru optimis.
Dengan distribusi yang sudah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia -- dari Aceh hingga Papua -- Blotan Indonesia berkomitmen menghadirkan furnitur berkualitas tinggi dari bahan lokal untuk sekolah-sekolah di Tanah Air.
“Ini bukan hanya soal bisnis, tapi juga komitmen menciptakan lapangan kerja dan membangkitkan rasa bangga menggunakan produk dalam negeri,” tandasnya. (*)