Bangkrutnya Bank Purworejo dan Kasus Malaria Muncul Saat Debat Pilkada

Segmen tanya jawab menjadi bagian paling seru.

Bangkrutnya Bank Purworejo dan Kasus Malaria Muncul Saat Debat Pilkada
Akhir debat kedua paslon Yophi-Lukman dan Yuli-Dion. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Debat Publik Kedua atau terakhir bagi Paslon Bupati dan Wakil Bupati Purworejo selesai diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Purworejo, Senin (18/11/2024). Seperti biasa pada debat pilkada itu, segmen tanya jawab menjadi bagian paling seru.

Paslon nomor 1 Yophi Prabowo-Lukman Hakim saling bertanya, menjawab dan menanggapi Paslon nomor 2, Yuli Hastuti-Dion Agasi Setiabudi. Calon Bupati Yophi memberikan pertanyaan pada Cabup Yuli Hastuti apa yang dilakukan Pemda saat Bank Purworejo kolaps hingga bangkrut.

"Saya ingin bertanya mengenai Bank Purworejo, apa yang dilakukan Pemda? Mengapa bisa sampai bangkrut dan banyak pegawai yang jadi pengangguran?" tanya Yophi.

Pertanyaan itu dijawab Yuli dengan pemaparan bahwa Bank Purworejo diberi warning oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tahun 2022.

Temuan BPK

"Tahun 2022 OJK memberi warning untuk menjual aset debitur bermasalah. Namun dua  tahun tidak mampu menindaklanjuti perintah OJK yang selanjutnya menjadi temuan BPK dan (akhirnya) dilikuidasi," jawab Yuli.

Menanggapi jawaban rivalnya, Yophi mengatakan pengelolaan BUMD seharusnya dilakukan serius dan dengan OPD agar BUMD bisa memberikan nilai tambah positif bagi pendapatan Pemda.

"Kami mengimbau, masyarakat memiliki hak mengawasi semua pembangunan dan bagaimana kita bersama memberikan contoh untuk mengedepankan transparansi bahwa pemerintahan harus bersih dan tidak korup sehingga masyarakat mendukung dan percaya. Apabila bisa memberikan contoh, Insya Allah masyarakat akan mendukung dan mendoakan, bisa maju dan sejahtera," kata Yophi.

Pernyataan Yophi pun kembali ditanggapi oleh Yuli Hastuti yang menjelaskan bahwa Bank Purworejo bermasalah sejak tahun 2021.

Penanganan OJK

"Saya perlu menjelaskan, Bank Purworejo bermasalah sejak 2021, (saat itu) Komisaris dijabat oleh Bupati (Agus Bastian, Yuli sebagai Wakil Bupati). Sebelumnya posisi saya tidak memiliki wewenang apa pun, karena semua di bupati. Saya Plt bupati akhir 2023 Bank Purworejo sudah dalam penanganan OJK," kata Yuli.

Jawaban Yuli pun dinyatakan benar oleh calon wakilnya, Dion Agasi yang menyampaikan Komisaris Bank Purworejo adalah Bupati saat itu, Agus Bastian.

Pada segmen berikutnya, tanya jawab antar calon wakil bupati, saat Lukman Hakim menanyakan mengapa Pemda tidak menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria di Desa Wadas Kecamatan Bener.

"Mengapa tidak dinyatakan KLB malaria di Wadas tahun 2021, sehingga merembet ke wilayah-wilayah perbukitan Menoreh lainnya seperti Kecamatan Kaligesing dan Bagelen?" tanya Lukman.

Keputusan bersama

Seperti Yuli, Dion pun menjawab dengan menyatakan hal itu merupakan tanggung jawab bupati (Agus Bastian).

"Yang saya sampaikan Pemda. Pemda bukan hanya bupati. Untuk menyatakan KLB tentunya butuh rapat-rapat membuat keputusan bersama. Di Wadas tidak ada (rapat pembahasan). Wakil bupati kan juga tidak hanya duduk saja. Kalau jawabannya hanya 'bukan zaman saya' bagaimana? Peran wakil bupati juga sangat besar,” tegas Lukman.

Menurut dia, saat itu sangat perlu KLB karena korban malaria melonjak tajam menjadi 600 orang lebih. “Jawaban semua menyalahkan (bupati). Jangankan 6 orang, 1 orang pun tidak boleh kita biarkan meninggal karena hal-hal seperti itu," tegas Lukman.

Saat diberikan waktu menanggapi, Dion menyatakan dia dan pasangannya tidak berarti melempar tanggung jawab.

Merasa aneh

"Bukan berarti kami lempar tanggung jawab. Kami sampaikan apa yang telah kami lakukan. Terkait KLB, bupati tidak mau, Wabup tidak bisa mendeklarasikan. Saya 100 persen setuju dengan Pak Lukman, tidak mau ada warga Purworejo meninggal karena malaria," jawab Dion.

Menanggapi debat terakhir, Ketua Relawan Yophi-Lukman, Angko Setiyarso Widodo, Selasa (19/11/2024), mengatakan dirinya merasa aneh dan lucu dengan Paslon nomor 2, Yuli-Dion.

"Dari jawaban-jawaban, pemaparan-pemaparan Paslon Yuli-Dion, kita bisa melihat, kalau berprestasi hasilnya baik, kinerja Agus Bastian (bupati sebelumya) diklaim hasil kerja Yuli Hastuti. Tapi kalau kinerjanya jelek, seperti Bank Purworejo, kejadian malaria di Wadas, kompak mengatakan, bupatinya bukan Yuli Hastuti. Aneh," kata Angko heran.

Menurut dia, pemerintah daerah bukan hanya bupati namun satu paket dengan Wakil Bupati dan Ketua DPRD (saat itu dijabat Dion Agasi).

"Tidak selayaknya petahana itu menjelek-jelekkan, menyalahkan pendahulu yang merupakan pasangannya sebagai Pemerintah Daerah. Kalau berprestasi baik, diklaim kerjanya, ini kan aneh. Masyarakat silakan menilai," kata Angko. (*)