Awan Hujan Cenderung Bergerak Cepat, DPRD DIY Minta BPBD Siaga

Kelembaban udara di berbagai ketinggian cenderung basah.

Awan Hujan Cenderung Bergerak Cepat, DPRD DIY Minta BPBD Siaga
Narasumber diskusi Forum Wartawan DPRD DIY, Rabu (18/12/2024). (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Beberapa hari terakhir awan hujan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) cenderung bergerak cepat. DPRD DIY meminta Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) siaga dan mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi.

"Masa cuti bersama 26 Desember 2024 sampai tahun baru 2025, antisipasi potensi bencana meteorologi penting bagi pelajar, mahasiswa dan wisatawan yang ke Yogyakarta. Kala melakukan wisata di Yogyakarta perhatikan informasi cuaca," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY, Rabu (18/12/2024).

Saat menjadi narasumber diskusi Forum Wartawan DPRD DIY, dia menyatakan untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem, masyarakat bisa mengakses informasi secara real time lewat aplikasi Info BMKG. “Aplikasi itu bisa jadi pedoman kanal informasi sebagai rujukan rencana perjalanan,” ujarnya.

Narasumber lainnya adalah Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad serta Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono. Hadir pula Wakil Ketua DPRD DIY Umarudin Masdar, Sekretaris Komisi A, Syarif Guska Laksana dan anggota Komisi A, Akhid Nuryati.

Awan hujan menyelimuti Kota Yogyakarta, Rabu (18/12/2024) siang. (sholihul hadi/koranbernas.id)

"Pertimbangkan aspek cuaca dan potensi kebencanaan berkaitan bencana hidrometeorologi. Pemda perlu menyiapkan rekayasa lalin, titik bahaya longsor sampaikan agar tidak ada kecelakaan dan bencana. Wisatawan cek kondisi kendaraan, termasuk kendaraan sewa, jalur rawan diperhatikan," kata Eko Suwanto.

Menurut dia, menghadapi kondisi cuaca ekstrem Pemda DIY perlu memberikan perhatian tiga hal. Pertama, soal keselamatan manusia, kedua perlu menghindari kerusakan material dan ketiga urusan penanganan kedaruratan.

BPBD bisa memastikan dukungan pelayanan kesehatan baik di RS dan puskesmas kalau terjadi bencana siap bekerja. Koordinasi 328 anggota Satlinmas Istimewa perlu disiagakan SAR Rescue Istimewa di Kaliurang dan pesisir pantai selatan Depok, Parangtritis, Baron. Relawan harus mengingatkan wisatawan agar taat aturan. “Kalau ada larangan jangan berenang harus dipatuhi,” kata dia.

Moda transportasi umum dan tempat wisata harus dipastikan aman mitigasi bencana. “Ada yang dekat sungai, laut, gunung dan tebing. Tidak semua tempat wisata memiliki perspektif mitigasi bencana. Ke depan berwisata harus aman," kata Eko Suwanto.

Bendera merah

Sedangkan Noviar Rahmad menyatakan saat ini masyarakat mudah mengakses informasi dari aplikasi Informasi BMKG. “Setiap jam di-update,” katanya.

Khusus pada musim libur tahun baru, kata Noviar, wisatawan agar lebih waspada kala bermain di Parangtritis. Patuhi peringatan dilarang berenang di antara bendera merah.

“Laut tenang adalah palung, ini yang tidak dipahami. Hujan lebat, ada bahaya longsor bencana bisa kapan saja datangnya butuh mitigasi bencana, bisa akses informasi Info BMKG di aplikasi," kata Noviar Rahmad.

Dalam kesempatan itu, Warjono menyampaikan kondisi cuaca akhir-akhir ini. Kelembaban udara di berbagai ketinggian cenderung basah.

Hujan lebat

Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya pertumbuhan awan konvektif (Cumulonimbus) yang berpotensi menyebabkan curah hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Jawa Tengah dan DIY.

Selain itu, Madden-Julian Oscillation (MJO) diprediksi aktif. Begitu juga dengan gelombang atmosfer lainnya, seperti Kelvin dan Rossby, sehingga diperkirakan berpengaruh pada peningkatan awan hujan yang signifikan di wilayah DIY dalam beberapa hari ke depan.

Belokan angin terjadi di wilayah Jawa sehingga pertumbuhan awan hujan di Jawa termasuk DIY mengalami peningkatan. Warjono sepakat perlu mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi. (*)