Angkat Problematika Pembelajaran Online, UMY Juara FFMI 2020

Angkat Problematika Pembelajaran Online, UMY Juara FFMI 2020

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Prestasi emas kembali ditorehkan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Muhammadiyah Multimedia Kine Klub (MM Kine Klub) berhasil menyabet gelar juara satu dalam Festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMY) 2020 "Optimisme Ibu Pertiwi di Masa Pandemi" yang di selenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. kemarin.

FFMY 2020 diikuti 129 film yang berpartisipasi dalam kompetisi. Dari jumlah tersebut, 30 film masuk finalis. Dari 30 film tersebut, enam film terpilih sebagai juaranya.

Juara 1 diraih oleh film "Dalam Jaringan" MM Kine Klub UMY, Juara 2 "2 Arah" karya Cindicat Pictures Universitas Trunojoyo Madura, Juara 3 "Mimih" karya Uniku Picture Universitas Kuningan.

Juara Harapan 1 "Gerhana Mengejar Bintang" karya Arti Team Universitas Multimedia Nusantara, Harapan 2 "Ayah" karya UKM Multimedia Universitas Teknologi Mataram, dan Harapan 3 diraih oleh film "Ayo Dolan" karya Cinema Komunikasi UMY.

Produser film, Agung Hermawan, mengatakan mereka mengangkat isu dampak pandemi dalam dunia pendidika. Film yang mereka buat berjudul "Dalam Jaringan" yang berkisah tentang problematika peserta didik yang dialami selama masa pandemi.

“Jadi ambil contoh siswa sekolah yang harus sekolah secara online seperti sekarang ini. Ada beberapa permasalahan yang dialami oleh mereka. Misalkan seperti siswa yang yang tidak punya handphone, ada yang punya handphone tapi tidak ada kuota, ada yang punya HP punya kuota tapi susah sinyal,” ungkapnya.

Berawal dari permasalahan itulah, film pendek yang berdurasikan 6 menit 35 detik ini mereka buat dari keprihatinan sekelompok guru terhadap permasalahan pembelajaran online yang menjadi kacau balau. Mereka lantas mengusulkan untuk membuat kembali sebuah jaringan pemancar radio di desa mereka yang susah sinyal internet.

Hal itu mereka lakukan demi proses pembelajaran yang lancar dan lebih baik pada masa pandemi di wilayah tersebut. Meskipun dalam pembuatan pemancar radio itu mereka mendapat pertentangan juga penolakan.

"Namun pada akhirnya pemancar radio komunitas di wilayah tersebut menjadi solusi untuk mempermudah pembelajaran di desa tersebut," jelasnya.

Agung mengaku tak mudah untuk memproduksi film di saat keadaan pandemi. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat tim MM Kine Klub. Dalam proses produksi film, Agung menyebutkan setidaknya ada 28 crew yang terlibat juga tambahan crew bantuan dari warga dusun Jetis, Samigaluh, Kulonprogo yang mana dusun tersebut menjadi lokasi syuting film "Dalam Jaringan".

Film itu juga bantuan dari warga sekitar tempat mereka syuting bahkan semua talent dari film ini adalah warga dusun tersebut. Mereka membuat film sekitar dua minggu mulai dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Proses produksi yang sangat singkat dibanding dari produksi mereka sebelumnya.

Ia juga berharap teman teman Kine terus bersemangat dalam berkarya. Sebab hasil film ini tidak hanya untuk Kine dan UMY tapi untuk semua yang terlibat dalam produksi film tersebut

“Harapannya cuma sederhana, teruslah berkarya walaupun karya itu hanya sederhana,” ujarnya. (*)